kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ragam rekomendasi para analis untuk saham INTP


Rabu, 05 April 2017 / 10:44 WIB
Ragam rekomendasi para analis untuk saham INTP


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Industri semen tahun ini masih dihantui oleh kelebihan pasokan alias oversupply semen, yang mencapai 37 juta ton. Meskipun demikian, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) optimistis bakal mendapatkan kenaikan penjualan semen 3%-5% sepanjang tahun ini.

Oversupply tahun ini membengkak dibandingkan tahun lalu yang mencapai 27 juta ton. Kelebihan pasokan ini terjadi karena permintaan yang lemah akibat sektor properti masih belum pulih dan bertambahnya pemain semen di Indonesia.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Arandi Ariantara mengatakan, INTP menargetkan pertumbuhan volume penjualan domestik 3%-5% menjadi 17,1 juta ton. Pendorong pertumbuhan ini adalah proyek pemerintah, proyek komersial dan perumahan.

Selain itu, untuk melawan pemain baru di semen lapis kedua, INTP meluncurkan merek Rajawali. "Diharapkan produk ini dapat mempertahankan pangsa pasar," tulis Arandi melalui risetnya 20 Maret lalu.

INTP berharap penjualan dalam proyek pemerintah, proyek komersial dan perumahan naik seiring realisasi program pengampunan pajak dan pelonggaran rasio loan to value (LTV). Tapi, menurut hitungan Arandi, pasar properti hanya akan tumbuh 4%.

Alhasil, INTP akan mendapat tantangan untuk memenuhi target penjualan. "Apalagi pasar properti dan perumahan menyumbang 69% total penjualan semen nasional," ungkap Arandi.

Analis Ciptadana Securities Zabrina Raissa menyebut, katalis kenaikan penjualan INTP bukan hanya masuknya dana amnesti pajak saja, melainkan juga penurunan bunga kredit perumahan rakyat (KPR) serta pelonggaran LTV. "Target INTP inline sesuaidengan yang kami perkirakan dengan volume mencapai 17,26 juta ton," ungkap Zabrina.

Sementara Analis Indo Premier Sekuritas Chandra Pasaribu mengatakan, permintaan semen dari sektor properti pada tiga bulan pertama tahun ini masih lemah. Tentunya ini akan menghambat pertumbuhan penjualan semen. Sebab properti lebih menjadi indikator utama permintaan semen jika dibandingkan dengan infrastruktur.

Meskipun demikian, Chandra melihat INTP lebih optimistis dengan memasang target pertumbuhan 3%-5%. Menurut dia, emiten ini harus mempertahankan market share 26% untuk mencapai target pertumbuhan tersebut.

Pasalnya, ruang kenaikan harga sudah terbatas dengan adanya pendatang baru. "Selain itu biaya produksi juga tertekan oleh kenaikan batubara," ungkap Chandra

Chandra menambahkan, INTP diuntungkan dengan beroperasinya Pabrik P 14 pada Oktober lalu. Pabrik baru ini dilengkapi teknologi paling mutakhir, sehingga dapat menurunkan biaya produksi sebesar US$ 7-US$ 8 per ton. "Dengan mengoptimalkan pabrik ini, ditambah 13 pabrik lainnya, tentunya INTP bisa menekan biaya lebih efisien," ungkap dia.

Arandi menyatakan, tantangan emiten semen juga berasal dari menguatnya harga batubara. Ini akan mengerek biaya produksi.

Arandi merekomendasikan sell INTP dengan target harga Rp 13.500. Zabrina merekomendasikan hold saham INTP dengan target harga Rp 16.000. Chandra juga merekomendasikan hold pada target harga Rp 16.450 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×