CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Puluhan emiten ditandai karena memiliki ekuitas negatif, begini prospeknya


Senin, 28 Desember 2020 / 20:24 WIB
Puluhan emiten ditandai karena memiliki ekuitas negatif, begini prospeknya
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan notasi khusus terhadap 69 saham emiten yang ada di bursa.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan notasi khusus terhadap 69 saham emiten yang  ada di bursa. Mengutip catatan BEI, Rabu (23/12), sebanyak 32 emiten di antaranya memiliki tanda E yang menunjukkan ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir.

Jumlah tersebut meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Mengutip catatan Kontan.co.d, pada 23 Desember 2019 terdapat 27 emiten memiliki ekuitas negatif. 

Berdasar penelusuran Kontan.co.id, ada 10 saham tambahan yang dikenai tato E yaitu ABBA, ALMI, MITI, INTA, TIRT, ARTI, FINN, CMPP, GIAA, dan AISA. Sementara itu, terdapat lima saham yang tidak lagi ditandai yakni BORN, MTFN, APOL, BIMA, dan LAPD

Melihat hal ini, Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menjelaskan, ekuitas negatif dapat terjadi karena perusahaan merugi dalam beberapa periode tertentu. Secara pembukuan, kerugian tersebut akan masuk ke dalam neraca di bagian saldo laba atau rugi di sisi ekuitas. "Adanya kerugian tersebut membuat catatan di ekuitas menjadi negatif," ungkap Reza kepada Kontan.co.id, Senin (28/12). 

Baca Juga: Saham perbankan LQ45 masih laggard, simak rekomendasinya

Dia menambahkan, kerugian yang dialami suatu perusahaan dapat disebabkan oleh pengelolaan beban usaha yang tidak baik. Sehingga, pembengkakan dari sisi beban memberatkan pendapatan perusahaan. 

Di sisi lain, kerugian dapat juga dipicu oleh kondisi makro yang mengikis pendapatan hingga tidak mampu menanggung beban yang ada. Ini seperti yang terjadi sepanjang tahun 2020, pendapatan berbagai emiten tertekan karena ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19. 

Tidak jauh berbeda, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengamati, rata-rata saham yang terkena notasi khusus ekuitas negatif memang menghadapi tantangan dari sisi fundamentalnya. Ini tidak terlepas dari pandemi Covid-19 yang berimbas pada bisnis emiten dalam berbagai sektor. 

Menurut Nafan, emiten dengan ekuitas negatif perlu mengumpulkan kembali kepercayaan masyarakat dengan menerapkan good corporate governance (GCG). Diharapkan, kinerja fundamental perusahaan akan membaik sehingga mengembalikan kepercayaan investor. Kepercayaan inilah yang nantinya akan mengerek kembali pergerakan harga sahamnya. 

Baca Juga: Saham penghuni indeks LQ45 sudah naik tinggi, emiten pertambangan mendominasi



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×