kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Puluhan emiten ditandai karena memiliki ekuitas negatif, begini prospeknya


Senin, 28 Desember 2020 / 20:24 WIB
Puluhan emiten ditandai karena memiliki ekuitas negatif, begini prospeknya
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan notasi khusus terhadap 69 saham emiten yang ada di bursa.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Asal tahu saja, saham dengan notasi khusus mayoritas tidak likuid sehingga tidak menarik untuk dikoleksi. Nafan pun menyarankan investor untuk menghindari terlebih dahulu saham-saham dengan notasi khusus itu. "Investor yang belum masuk lebih baik wait and see sambil lihat kinerjanya yang lebih efektif lagi, kinerja fundamental membaik," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Senin (28/12). 

Akan tetapi, di antara saham-saham yang memiliki notasi khusus tadi,  Nafan mengamati GIAA masih memiliki sentimen positif yang memungkinkan mengerek harga saham emiten pelat merah itu. Menurut dia, saham GIAA berpotensi terdongkrak oleh komitmen pemerintah untuk menciptakan kondisi bisnis yang kondusif bagi BUMN.

Di sisi lain, saham emiten penerbangan itu terdorong sentimen positif holding pariwisata BUMN. Secara jangka panjang, saham GIAA sebenarnya masih menarik. Hanya saja investor perlu sangat bersabar, apalagi untuk bisa take profit di level Rp 630 seperti yang dialami pada November tahun lalu.  

Sementara itu, Reza cenderung menyarankan investor untuk kembali memastikan fundamental emiten-emiten yang dikenai tato E. Di sisi lain, investor perlu mencermati pemberitaan yang beredar. 

Baca Juga: Garuda Indonesia minta restrukturisasi utang ke Pertamina, begini komentar pengamat

Reza memberi contoh, saham GIAA yang tertekan begitu didapati pemberitaan mengenai pandemi. Tekanan harga yang dialami GIAA disebabkan oleh investor yang khawatir keuangan GIAA semakin parah dengan minimnya masyarakat yang bepergian menggunakan pesawat terbang. 

"Tetapi, ketika ada pemberitaan pemerintah akan membentuk holding pariwisata dan makin ke sini mulai dibukanya penerbangan, harga saham GIAA kembali naik dan investor mulai kembali percaya diri bertahap," kata Reza. 

Sekadar informasi, pada penutupan perdagangan Senin (28/12), GIAA ditutup di level Rp 432. Secara year to date (ytd) harga sahamnya sudah melorot 13,25%. Akan tetapi selama enam bulan belakangan saham GIAA mampu menguat 61,19%. Penguatan signifikan terjadi sejak tiga bulan lalu, mencapai 83,05%. 

Baca Juga: IHSG naik 1,41% pada awal perdagangan pekan ini, berikut sentimen pendorongnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×