kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PTPP bidik pembangkit


Kamis, 08 Oktober 2015 / 09:30 WIB
PTPP bidik pembangkit


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) memperluas proyeknya. Kini, PTPP mulai berburu proyek pembangkit listrik atau power plant. Setidaknya, sudah ada beberapa proyek baru yang mereka incar, yakni proyek Arun di Aceh, PLTU di Kalimantan Barat, Bali-Jawa 3, Manado, serta Sulawesi Utara. Tahun ini, PTPP juga tengah menggarap proyek power plant berkapasitas 2x200 MW di Provinsi Gorontalo.

Para analis menilai proyek pembangkit listrik akan memberikan dampak positif bagi kinerja PTPP. "Secara umum, permintaan akan proyek power plant cukup besar, tapi hal ini dibatasi oleh realisasi proyek yang cenderung lambat," ungkap Martha Christina, analis Phillip Securities Indonesia kepada KONTAN, kemarin (7/10).

Menurut Martha, ada beberapa hal yang membuat pengembangan power plant di Indonesia belum pesat. Pertama, titik impas atau break even point (BEP) pada bisnis pembangkit listrik lebih lama ketimbang proyek konstruksi lainnya. Dia bilang, BEP proyek power plant baru bisa tercapai lebih dari 10 tahun. Margin dari bisnis juga tidak terlalu tebal.

Nah, kondisi seperti inilah yang membuat investor berpikir dua kali jika ingin berinvestasi di segmen pembangkit listrik. Pada akhirnya, realisasi proyek ini pun melambat, sehingga penerimaan kontrak baru PTPP atas proyek power plant kurang pesat. Akibatnya, kontribusi proyek pembangkit listrik terhadap kinerja keuangan PTPP saat ini juga masih minim.

Prospek PTPP

Seperti diketahui, realisasi proyek infrastruktur pemerintah pada tahun ini melambat. Kondisi tersebut turut mempengaruhi penerimaan kontrak baru PTPP. Namun, emiten konstruksi pelat merah ini masih tertolong oleh permintaan proyek properti.

"Atas dasar itu, kami merevisi proyeksi pendapatan PTPP sepanjang tahun ini menjadi Rp 25,8 triliun dari sebelumnya Rp 17,4 triliun," tutur Martha. Meski begitu, melalui kontrak proyek properti, PTPP bakal menerima margin yang lebih besar

Menurut Martha, tingginya potensi untung melalui proyek properti bakal mempengaruhi laba kotor (gross profit) dan laba usaha (operating profit) PTPP. Martha memprediksi, operating profit PTPP tahun ini bisa mencapai Rp 1,53 triliun, atau naik 22% dibanding periode sama tahun lalu.

Meski kontribusi pembangkit listrik tak signifikan, Managing Partner Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menilai, bukan berarti bisnis tersebut tidak bisa menjadi andalan PTPP di masa depan.Sebab, tetap ada pemasukan yang diterima kontraktor meski proyek yang digarap belum selesai.

Ini karena biasanya kontraktor menerima pembayaran jasa pengerjaan proyek tiap termin tertentu. "Kalau sudah ada progres 10%, mereka sudah bisa meminta bayaran dari pemilik proyek. PTPP ini juga pintar, memilih segmen properti swasta," kata Kiswoyo. Sehingga, cash flow masih bisa terjaga.

Analis Sinarmas Sekuritas Bryan Sjahputra, dalam riset 30 September 2015 menulis, PTPP tetap bisa meraup tambahan margin lebih besar melalui proyek power plant. Jika diakumulasi dengan proyek lain yang memberi margin tinggi, seperti properti dan pelabuhan, margin laba kotor PTPP tahun ini diprediksi  sebesar 12,9%, naik dari 12,3% di tahun sebelumnya. Sementara, laba bersih PTPP diprediksi tumbuh 52% year-on-year.

Melihat prospek sektor konstruksi yang masih cerah, ketiga analis sama-sama memberi rekomendasi beli pada saham PTPP. Martha mematok target harga Rp 3.935 per saham. Tapi, valuasinya bukan hanya mempertimbangkan proyek power plant, melainkan proyek lain yang masih menjadi kontributor utama dan sebagai penopang fundamental perseroan.

Kiswoyo memasang target Rp 4.500 per saham untuk PTPP. "Kami mempertimbangkan kinerja PTPP melalui semua proyek, termasuk power plant," kata dia.

Sedangkan Bryan menetapkan target harga saham PTPP berada di posisi Rp 4.250 per saham. Harga saham PTPP pada penutupan kemarin menyusut 0,40% menjadi Rp 3.745 per saham.          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×