kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Proyek belum ber-IMB, SMRA yakin target tercapai


Selasa, 24 Maret 2015 / 13:36 WIB
Proyek belum ber-IMB, SMRA yakin target tercapai
ILUSTRASI. 5 Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Penyakit Jantung, Bisa Buat Pencegahan Juga.


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Proyek keempat PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) di Bandung, Jawa Barat terancam ditunda. Proyek Summarecon Bandung yang berlokasi di Gedebage ini belum belum mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

SMRA baru mendapatkan Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) untuk proyek seluas 300 hektare tersebut. Alhasil, pemerintah kota Bandung meminta SMRA untuk menghentikan pembangunan kantor pemasaran dan contoh unit yang merupakan bagian dari persiapan peluncuran Sumarecon Bandung.

Meski SMRA menghadapi masalah pada proyek di Bandung, Analis RHB OSK Securities, Lydia Suwandi optimis perseroan dapat mencapai target marketing sales tahun ini sebesar Rp 5,5 triliun.

Lydia, dalam riset tanggal 23 Maret 2015 menyebutkan, SMRA pada awalnya berencana meluncurkan proyek tersebut di bulan April 2015. Namun, perseroan kemudian meminta maaf kepada masyarakat atas permasalahan ini dan menunda peluncuran hingga Mei 2015.

Lydia memperkirakan permintaan pada bulan Mei akan melemah, mengingat sudah mendekati bulan Ramadhan. Jika hal ini terjadi, peluncuran Summarecon Bandung bisa ditunda hingga Agustus 2015. Meski demikan, Lidya percaya SMRA bisa mengatasi masalah tersebut, mengingat perseroan sudah mengantongi SIPPT. Managemen SMRA menyatakan, untuk mengurus IMB, dibutuhkan waktu sekitar 5 - 6 bulan.

Lidya bahkan percaya jika peluncuran proyek ditunda hingga Agustus, target marketing sales SMRA tahun ini akan tetap tercapai. Hal ini didukung oleh beberapa hal, pertama, SMRA sudah memiliki sisa marketing sales tahun 2014 senilai Rp 1,1 triliun yang baru dibukukan tahun ini.

Kedua, dengan tingkat penerimaan 75%, perseroan mengasumsikan marketing sales bisa mencapai Rp 7,2 triliun jika menjual 100% proyeknya. Ketiga, SMRA membuktikan merek yang kuat dengan menjual unit Goldfinch, sebuah proyek residensial di Serpong pada awal Februari lalu. Dari penjualan tersebut, SMRA mengantongi marketing sales Rp 200 miliar dengan tingkat penerimaan 40%.

Lydia merekomendasikan buy SMRA dengan target harga Rp 1.950 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×