kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek Sawit Sumbermas (SSMS) bisa membaik seiring kenaikan harga jual rata-rata


Kamis, 11 Juni 2020 / 19:20 WIB
Prospek Sawit Sumbermas (SSMS) bisa membaik seiring kenaikan harga jual rata-rata
ILUSTRASI. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) belum mencatatkan kinerja keuangan yang memuaskan di sepanjang tahun lalu.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) belum mencatatkan kinerja keuangan yang memuaskan di sepanjang tahun lalu. Analis merekomendasikan hold sambil menunggu implementasi strategi perusahaan dalam menyokong kinerja.

Hingga kini, SSMS belum merilis laporan keuangan periode kuartal I-2020. Berdasarkan laporan keuangan sepanjang 2019, penjualan SSMS menurun 11,67% secara tahunan dari Rp 3,71 triliun di 2018 menjadi Rp 3,28 triliun di tahun lalu. Sementara, laba bersih juga ikut menurun sebesar 86,45% secara tahunan menjadi Rp 11,68 miliar.

Michael Filbery Analis Phillip Sekuritas mengatakan, SSMS memiliki peluang untuk meningkatkan kinerja di tahun ini. Dia menilai, strategi yang bisa berdampak positif ke kinerja SSMS adalah penjualan ke perusahaan afiliasi, PT Citra Borneo Utama.

Penjualan SSMS ke Citra Borneo Utama tahun lalu mencapai 87% dari total penjualan tahun lalu. Porsi penjualan ke Citra Borneo Utama ini naik ketimbang tahun sebelumnya yang mencapai 25%. "Kelanjutan transaksi afiliasi bisa menguntungkan SSMS karena menunjukkan bahwa CBU bergantung pada pasokan CPO SSMS," kata Michael, Kamis (11/6).

Baca Juga: Sawit Sumbermas (SSMS) soroti kenaikan pungutan ekspor CPO

Sebagai usaha menggenjot kinerja, strategi lain yang SSMS akan lakukan adalah memperkuat bisnis hilirisasi. Produksi penyulingan lanjutan akan diikuti dengan peningkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBM) dan pabrik penyulingan.

SSMS pun akan mengoptimalkan kapasitas pabrik kilang yang saat ini memiliki tingkat pemanfaatan sebesar 70%. "Dengan bisnis hilir SSMS memiliki sumber pendapatan lain untuk menjual berbagai produk hilir seperti PFAD, stearin dan olein," kata Michael.

Baca Juga: Perusahaan sawit berupaya terus mendorong ekspor CPO

Hingga kini, SSMS memiliki yield tandan buah segar (TBS) paling tinggi diantara kompetitornya. Michael mencatat yield TBS SSMS mencapai 24,4 metrik ton per hektare di sepanjang 2019. Jumlah tersebut lebih tinggi dari rata-rata yield TBS perusahaan produksi CPO yang sebesar 18,9.

Tingginya yield TBS SSMS didorong oleh rata-rata umur tanaman yang muda di 10,8 tahun. Umur tanaman yang muda bisa menyokong kuat produksi TBS untuk beberapa tahun ke depan. Alhasil, SSMS berpeluang untuk menurunkan biaya produksi dan capex.

Untuk mengantisipasi produksi tetap aman di tengah ancaman cuaca buruk, SSMS juga menerapakan karakteristik pembibitan yang lebih beragam dan tidak menghentikan aktivitas pemupukan. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan produktivitas laham bila cuaca eksterm melanda.

Baca Juga: Fundamental CPO Masih Rapuh Meski Harga Naik ke RM 2.000

Michael memproyeksikan produksi SSMS di tahun ini akan meningkat karena cuaca di tahun ini cenderung stabil. Bila produksi di tahun lalu sempat terganggu akibat musim kemarau panjang, tahun ini produk TBS dan CPO SSMS berpotensi kembali normal dan menyentuh yield di 23,3 dan memiliki hasil oil extraction rate (OER) di 23,4%. Alhasil, produksi TBS diproyeksikan meningkat 8,4% menjadi 1,6 juta MT. Sedangkan, produksi CPO meningkat 4,6% ke 455.800 MT.

Sementara, harga jual berpeluang meningkat seiring peningkatan permintaan dari implementasi kebijakan B30. Dengan mulai membaiknya permintaan CPO di tahun ini, maka Michael memproyeksikan rata-rata harga jual atawa average selling price (ASP) bisa meningkat 16,6% ke Rp 7.590 per kilogram. "Penjualan tahun ini lebih didukung oleh tingkat ASP yang lebih baik dibanding tahun lalu," kata Michael.

Baca Juga: Sawit Sumbermas Sarana (SSMS): Tidak Ada Payment Default

Sedangkan, volume penjualan berpotensi stagnan jika dibandingkan pada penjualan tahun lalu akibat penurunan ekspor. Namun penurunan ekspor masih dapat diimbangi dengan permintaan melalui implementasi B30 di dalam negeri.

Michael mengatakan penjualan di pasar ekspor diprediksi akan kembali membaik jika negara-negara tujuan ekspor mulai melonggarkan pembatasan ekspor dan pasien positif corona berkurang. Ke depan SSMS akan lebih mengintensifkan produk derivatif atau turunan CPO untuk pasar ekspor.

Michael merekomendasikan hold di target harga Rp 990 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×