kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.546.000   5.000   0,32%
  • USD/IDR 16.205   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.065   -15,76   -0,22%
  • KOMPAS100 1.047   -0,56   -0,05%
  • LQ45 821   -0,42   -0,05%
  • ISSI 210   -0,21   -0,10%
  • IDX30 422   -0,40   -0,10%
  • IDXHIDIV20 504   -0,41   -0,08%
  • IDX80 120   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 123   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   -0,22   -0,16%

Prospek Sawit Sumbermas (SSMS) bisa membaik seiring kenaikan harga jual rata-rata


Kamis, 11 Juni 2020 / 19:20 WIB
Prospek Sawit Sumbermas (SSMS) bisa membaik seiring kenaikan harga jual rata-rata
ILUSTRASI. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) belum mencatatkan kinerja keuangan yang memuaskan di sepanjang tahun lalu.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Hingga kini, SSMS memiliki yield tandan buah segar (TBS) paling tinggi diantara kompetitornya. Michael mencatat yield TBS SSMS mencapai 24,4 metrik ton per hektare di sepanjang 2019. Jumlah tersebut lebih tinggi dari rata-rata yield TBS perusahaan produksi CPO yang sebesar 18,9.

Tingginya yield TBS SSMS didorong oleh rata-rata umur tanaman yang muda di 10,8 tahun. Umur tanaman yang muda bisa menyokong kuat produksi TBS untuk beberapa tahun ke depan. Alhasil, SSMS berpeluang untuk menurunkan biaya produksi dan capex.

Untuk mengantisipasi produksi tetap aman di tengah ancaman cuaca buruk, SSMS juga menerapakan karakteristik pembibitan yang lebih beragam dan tidak menghentikan aktivitas pemupukan. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan produktivitas laham bila cuaca eksterm melanda.

Baca Juga: Fundamental CPO Masih Rapuh Meski Harga Naik ke RM 2.000

Michael memproyeksikan produksi SSMS di tahun ini akan meningkat karena cuaca di tahun ini cenderung stabil. Bila produksi di tahun lalu sempat terganggu akibat musim kemarau panjang, tahun ini produk TBS dan CPO SSMS berpotensi kembali normal dan menyentuh yield di 23,3 dan memiliki hasil oil extraction rate (OER) di 23,4%. Alhasil, produksi TBS diproyeksikan meningkat 8,4% menjadi 1,6 juta MT. Sedangkan, produksi CPO meningkat 4,6% ke 455.800 MT.

Sementara, harga jual berpeluang meningkat seiring peningkatan permintaan dari implementasi kebijakan B30. Dengan mulai membaiknya permintaan CPO di tahun ini, maka Michael memproyeksikan rata-rata harga jual atawa average selling price (ASP) bisa meningkat 16,6% ke Rp 7.590 per kilogram. "Penjualan tahun ini lebih didukung oleh tingkat ASP yang lebih baik dibanding tahun lalu," kata Michael.

Baca Juga: Sawit Sumbermas Sarana (SSMS): Tidak Ada Payment Default

Sedangkan, volume penjualan berpotensi stagnan jika dibandingkan pada penjualan tahun lalu akibat penurunan ekspor. Namun penurunan ekspor masih dapat diimbangi dengan permintaan melalui implementasi B30 di dalam negeri.

Michael mengatakan penjualan di pasar ekspor diprediksi akan kembali membaik jika negara-negara tujuan ekspor mulai melonggarkan pembatasan ekspor dan pasien positif corona berkurang. Ke depan SSMS akan lebih mengintensifkan produk derivatif atau turunan CPO untuk pasar ekspor.

Michael merekomendasikan hold di target harga Rp 990 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×