kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   -6.000   -0,39%
  • USD/IDR 15.585   25,00   0,16%
  • IDX 7.717   -71,02   -0,91%
  • KOMPAS100 1.194   -12,30   -1,02%
  • LQ45 947   -7,59   -0,79%
  • ISSI 233   -2,49   -1,06%
  • IDX30 489   -3,87   -0,79%
  • IDXHIDIV20 583   -4,38   -0,75%
  • IDX80 136   -1,35   -0,98%
  • IDXV30 143   -0,75   -0,53%
  • IDXQ30 162   -1,10   -0,67%

Prospek Jangka Panjang Adaro Energy (ADRO) Tetap Menarik, Cek Rekomendasi Analis


Kamis, 24 Oktober 2024 / 21:23 WIB
Prospek Jangka Panjang Adaro Energy (ADRO) Tetap Menarik, Cek Rekomendasi Analis
Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi 'Boy' Thohir (tengah) saat paparan publik di Jakarta (15/5/2024). Prospek PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dipandang tetap positif di tengah rencana aksi korporsinya, simak rekomendasi analis.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dipandang tetap positif di tengah rencana aksi korporsinya. Adapun perseroan bakal melepas anak usaha di lini bisnis batubara termal, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty mengatakan, pelepasan AAI akan berdampak signifikan pada fundamental ADRO. Wajar saja, AAI memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan dan laba bersih ADRO secara konsolidasi.

Berdasarkan profoma laporan keuangan per 30 Juni 2024, ADRO juga memperkirakan pendapatan dan laba bersih, masing-masing turun 65% dan 64%. "Namun, divestasi ini juga bisa memberikan keuntungan strategis," kata Arinda kepada Kontan.co.id, Kamis (24/10).

Baca Juga: Emiten EBT Siap Menadah Berkah dari Misi Swasembada Energi Presiden Prabowo

Menurutnya, dengan mengurangi keterlibatan di sektor batubara termal, ADRO dapat fokus pada diversifikasi energi yang lebih ramah lingkungan, seperti energi terbarukan (EBT). Selain itu, pengurangan eksposur terhadap batubara bisa membantu ADRO mengelola risiko yang muncul dari ketidakpastian di pasar batubara global, seperti fluktuasi harga dan perubahan regulasi.

"Meskipun ada tekanan, namun secara prospek jangka panjang kami melihat ini sesuatu yang sangat baik, apalagi energi terbarukan juga mulai bersemi dan menjadi salah satu perhatian untuk menuju Net Zero Emission di masa yang akan datang," paparnya.

Di sisi lain, Arinda juga tak menepis adanya ketidakpastian dari perubahan arah bisnis ADRO. Karena memang, prospeknya juga akan tergantung dari keberhasilan perseroan dalam membangun bisnis baru yang bisa menggantikan peran AAI.

Head of Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas turut menyoroti prospek ADRO yang akan turun terlebih dahulu setelah menjual AAI dalam jangka menengah. Namun, ia juga menilai hal tersebut sudah dipertimbangkan manajemen ADRO.

Baca Juga: Asing Banyak Menjual Saham-Saham Ini Saat Rally IHSG Berlanjut di Hari ke-7

Sementara itu, alih fokus ke bisnis EBT dinilai menjadi langkah yang tepat seiring target bauran EBT terus meningkat. "Secara prospek jangka panjang menarik karena secara prospek bisnis energi terbarukan terus mengalami pertumbuhan," sebutnya.

Arinda melanjutkan, untuk jangka pendek segmen batubara ADRO masih akan menjadi kontributor utama pendapatan. Perlu diingat, ADRO memiliki investasi dalam pertambangan batubara metalurgi melalui PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).

Terlebih dia melihat batubara metalurgi, yang digunakan dalam industri baja, masih memiliki permintaan tinggi, khususnya di Asia. "Dengan pertumbuhan industri infrastruktur dan manufaktur di wilayah tersebut, segmen ini dapat menjadi salah satu pendorong utama pendapatan ADRO, menggantikan peran batubara termal," terangnya.

Dus, Arinda berpendapat hal ini bisa membantu ADRO mempertahankan posisinya di pasar batubara yang tersisa. "Terutama di tahun mendatang yang mana permintaan batubara diharapkan akan mengalami kenaikan," lanjutnya.

 

Lalu untuk jangka menegah akan bergeser menjadi segmen pengolahan mineral, yang dikelola ADMR. Pilarmas Investindo berpandangan segmen ini memiliki potensi besar, terutama karena Indonesia tengah mendorong hilirisasi mineral untuk meningkatkan nilai tambah.

"ADRO dapat memanfaatkan peluang ini dengan memperluas bisnis pengolahan mineral seperti smelter atau produk bernilai tambah lainnya dari bahan tambang," katanya.

Baca Juga: Strategi Investasi & Rekomendasi Saham Pilihan Usai Kabinet Merah Putih Terbentuk

Selain itu, ADRO juga memiliki infrastruktur dan utilitas pendukung, seperti infrastruktur transportasi dan pelabuhan yang mendukung distribusi batubara dan mineral. Meski kontribusi pendapatannya cenderung mini, sektor ini dinilai dapat menyediakan pendapatan tambahan yang stabil, terutama jika ADRO memperluas layanan logistik dan infrastruktur yang ada.

Baru kemudian di jangka panjang kontributor utama dari EBT. Arinda mengatakan, ADRO sudah mulai mendiversifikasi ke sektor EBT, seperti proyek-proyek energi surya dan angin.

Seiring dengan transisi global menuju energi bersih, segmen tersebut dinilai berpotensi menjadi sumber pendapatan baru yang berkembang pesat dalam jangka panjang.

Bicara batubara, analis NH Korindo Sekuritas Axell Ebenhaezer mencermati, kinerja ADRO masih cukup tangguh di tengah fluktuasi harga. Hal ini seiring dengan peningkatan volume produksi perseroan yang meningkat.

Pada semester I-2024, ADRO mencatatkan pertumbuhan produksi sebesar 7% secara tahunan (Year on Year/YoY) menjadi 35,74 juta ton. "Hal ini tercermin juga dari volume penjualan perusahaan yang meningkat 7% YoY dari 32,62 juta ton menjadi 34,94 juta ton," sebutnya.

Baca Juga: Ini Saham-Saham yang Banyak Dijual Asing dalam Sepekan di Tengah Kenaikan IHSG

Apalagi ADMR turut menggenjot produksinya. Analis Sinarmas Sekuritas, Axel Leonardo menuturkan produksi batubara ADMR tumbuh 17% YoY menjadi 3 juta ton. Menurutnya, jika laju saat ini terus berlanjut, perusahaan berada di jalur yang tepat untuk mencapai total produksi 6 juta ton pada akhir tahun ini, lebih cepat dari target awal yang ditetapkan untuk tahun 2025.

"Kami yakin bahwa perusahaan akan mempertahankan produksi ini di kuartal-kuartal mendatang, terutama dengan pembangunan infrastruktur yang sedang berlangsung seperti jalan angkut dan konveyor pemuatan tongkang kedua. Hal ini akan meningkatkan kapasitas pemuatan menjadi 3.000 ton per jam," papar Axel.

Sementara itu, rasio pengupasan sedikit meningkat menjadi 3,5 kali, sehingga rata-rata untuk semester I 2024 menjadi 3,5 kali. Tingkat rasio pengupasan ini masih sejalan dengan target tahunan sebesar 3,6 kali.

Baca Juga: Dapat Restu Jual Adaro Andalan, Simak Prospek Kinerja & Rekomendasi Saham ADRO

Dari berbagai hal itu, seluruh analis memberikan rating hold ADRO. Adapun Arinda memasang target harga di Rp 4.000 dan Sukarno di Rp 4.050. Sementara analis BNI Sekuritas, Aurelie Amanda memasang target harga di Rp 3.900.

"Namun tetap batasi risiko jika kembali cenderung bergerak melemah," tutup Sukarno.

Selanjutnya: Menakar Prospek Saham Barito Renewables (BREN) Masuk MSCI, Simak Rekomendasinya

Menarik Dibaca: Peluncuran Studio Mandarin Jadi Kesempatan Belajar dan Investasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
FREE WEBINAR - Bongkar Strategi Viral Digital Marketing Terbaru 2025 FREE WEBINAR - The Psychology of Selling

[X]
×