Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) masih konsisten mengguyur dividen kepada pemegang saham.
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang berlangsung Rabu (15/5), menyetujui pembagian dividen sebesar US$ 800 juta atau 48,74% dari laba bersih tahun buku 2023 yang sebesar US$ 1,64 miliar.
Dividen ini termasuk US$ 400 juta yang telah dibayar pada 12 Januari 2024 sebagai dividen interim.
Sedangkan US$ 400 juta akan dibagikan sebagai dividen tunai final.
Baca Juga: Mengukur Kesiapan Adaro Energy (ADRO) Seimbangkan Kontribusi dari Non-Batubara
Selain dividen, pemegang saham menyetujui pembelian kembali (buyback) saham dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp 4 triliun.
Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir mengatakan, tahun ini, ADRO akan fokus mendorong transisi bisnis di luar batubara thermal.
ADRO mengejar kontribusi pendapatan dari bisnis non-batubara thermal bisa seimbang, yaitu 50% pada tahun 2030.
ADRO mengoptimalkan cadangan dan sumber daya batubara pada aset yang ada saat ini.
Sebagai gantinya, ADRO menggenjot kontribusi batubara metalurgi dan pengembangan industri aluminium melalui PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).
Baca Juga: Laba Adaro Minerals (ADMR) Naik 36% di Kuartal I 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya
Direktur ADRO, Michael William Soeryadjaya mengatakan, dengan posisi neraca di atas US$ 1 miliar dan dana yang sudah dicadangkan, ADRO tidak menemui kendala menggarap proyek smelter aluminium dan PLTA fase pertama.
Tahun ini, ADRO mengalokasikan belanja modal (capex) US$ 600 juta–US$ 700 juta. Per kuartal I-2024, ADRO menyerap capex US$ 206 juta, naik 56% secara tahunan.
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai aksi buyback ADRO memberikan sinyal positif, dan menandakan harga saham ADRO relatif sedang undervalue. Di sisi lain, Felix memandang pembagian dividen ADRO sudah priced in dengan harga sahamnya.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan Analis dan Arah IHSG untuk Senin (13/5)
Analis Mirae Asset Sekuritas, Rizkia Darmawan melihat, ada potensi pertumbuhan kinerja ADRO. Ini mempertimbangkan produksi, volume penjualan, permintaan, harga batubara, serta efisiensi.
Rizkia dan Felix menyarankan hold saham ADRO. Keduanya memasang target harga Rp 2.900 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News