kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Prospek INCO terkerek rekor harga nikel


Rabu, 01 November 2017 / 19:27 WIB
Prospek INCO terkerek rekor harga nikel


Reporter: Chindy Puri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas nikel untuk pengiriman tiga bulan ke depan di London Metal Exchange mencapai US$ 12.295 per metrik ton pada Selasa (31/10). Ini adalah harga tertinggi sejak Juni 2015. 

Beberapa analis menilai, kenaikan harga nikel akan berpengaruh pada emiten pertambangan, salah satunya PT Vale Indonesia (INCO). Analis Ciptadana Sekuritas Kurniawan Sudjatmiko menilai, kenaikan harga nikel akan berdampak positif bagi prospek perusahaan pertambangan. Kenaikan ini akan sangat terasa bagi INCO yang fokus produksi nikel.

Kurniawan menilai, melonjaknya harga nikel akan memicu INCO menggenjot produksi tahun depan. Ia memprediksikan di kuartal pertama 2018 mendatang produksi nikel INCO di atas 22.000 metrik ton. "Memang tahun depan prospeknya bagus, produksi pasti naik," kata Kurniawan dalam riset tanggal 27 Oktober 2017.

Menurut catatan KONTAN, selama sembilan bulan terakhir produksi nikel dalam matte INCO mencapai 57.494 metrik ton, turun dibanding produksi tahun lalu sebesar 58.000 ton. Namun, penjualan nikel matte perusahaan sebanyak 57.724 metrik ton lebih tinggi dari tahun lalu 57.724 metrik ton. Kurniawan melihat, saat itu INCO menahan produksinya karena harga yang kurang bagus.

Analis Indo Premiere Frederick Daniel Tanggela mengatakan dalam risetnya bahwa ia mempertahankan pandangan bullish terhadap nikel dengan asumsi harga US$ 12.000 per ton sepanjang tahun 2018-2019. Oleh karena itu, meski INCO membukukan kerugian di kuartal III, ia optimis menguatnya harga nikel akan tercermin pada kinerja INCO di sepanjang tahun depan.

Frederick mengurangi prediksi volume penjualan sepanjang tahun 2017 dari 80.000 ton menjadi 78.000 ton. Angka ini menyesuaikan penghasilan INCO yang tergerek kenaikan biaya bahan bakar mencapai 36% yoy.

Frederick merekomendasikan buy untuk INCO dengan revisi target harga di level Rp 3.400 dari sebelumnya Rp 3.500. Hari ini, harga saham INCO melonjak 2,72% ke Rp 3.020 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×