kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Permintaan baja China mendorong naik harga nikel


Rabu, 25 Oktober 2017 / 06:10 WIB
Permintaan baja China mendorong naik harga nikel


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga nikel terus menanjak. Selasa (24/10), pada pukul 14.45 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange menguat 1,41% menjadi US$ 12.027 per metrik ton. 

Dalam sepekan, harga nikel sudah menanjak 2,23%. "Sentimen terbesar saat ini masih dari permintaan baja China yang naik. Apalagi nikel dibutuhkan dalam industri baja," ungkap Andri Hardianto, Analis Asia Tradepoint Futures, Selasa (24/10).

Pada September lalu, produksi baja Negeri Tirai Bambu tercatat naik dari sebelumnya 74 juta ton jadi 74,5 juta ton. Kenaikan produksi ini telah mendorong peningkatan data pemesanan pabrik. Secara bulanan, di September terjadi kenaikan dari 0,41% ke 0,56%.

Bahkan di awal pekan lalu, ketika hampir semua logam industri tertekan penguatan dollar Amerika Serikat (AS), nikel menjadi satu-satunya komoditas yang mampu mempertahankan penguatan. 

Selain permintaan nikel yang terus meningkat, ketakuatn pasar akan defisit pasokan yang terus bertambah membuat posisi nikel semakin kuat. Diperkirakan, defisit pasokan nikel bertambah dari proyeksi Agustus, yakni pada kisaran 6.700 ton.

Pemicunya, salah satu perusahaan nikel terbesar dunia, Vale SA, yang berkedudukan di Brasil, merilis proyeksi produksinya di kuartal IV turun 4,3% dibanding periode yang sama tahun 2016. "Sampai akhir tahun kemungkinan harga nikel bisa menguat hingga US$ 13.000 per metrik ton," lanjut Andri. 

Apalagi, saat ini keperkasaan the greenback mulai terkikis. Cuma pelaku pasar perlu waspada, harga nikel yang sudah tembus level baru memungkinkan terjadinya aksi ambil untung. 

Andri memprediksi harga nikel pada Rabu (25/10) ini bergerak antara US$ 11.850–US$ 12.150 per metrik ton. Lalu sepanjang sepekan ke depan, harga akan bergerak di rentang US$ 12.200–US$ 11.750 per metrik ton.

Secara teknikal, saat ini harga nikel masih bergerak di atas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 yang mengindikasikan penguatan. Kemudian indikator moving average convergence divergence (MACD) juga masih berada di area positif, di level 205,5. 

Indikator stochastic berada di level 14. Sinyal koreksi hanya diperlihatkan dari posisi indikator stochastic yang sudah berada di area jenuh beli level 83,5.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×