kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.412.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.645   2,00   0,01%
  • IDX 8.612   -5,26   -0,06%
  • KOMPAS100 1.185   -4,75   -0,40%
  • LQ45 849   -5,56   -0,65%
  • ISSI 307   1,40   0,46%
  • IDX30 438   -1,12   -0,26%
  • IDXHIDIV20 508   -0,68   -0,13%
  • IDX80 132   -0,67   -0,50%
  • IDXV30 139   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 139   -0,10   -0,07%

Prospek Cerah Kalbe Farma (KLBF) Didukung Daya Beli dan Musim Hujan


Rabu, 03 Desember 2025 / 20:46 WIB
Prospek Cerah Kalbe Farma (KLBF) Didukung Daya Beli dan Musim Hujan
ILUSTRASI. A worker at Kalbe Farma's factory holds up a handful of tablets in Cikarang, on the outskirt of Jakarta May 8, 2013. REUTERS/Enny Nuraheni 


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Kalbe Farma (KLBF) mencatat kinerja positif sepanjang Januari hingga September 2025. Daya beli dan permintaan yang meningkat akan menjadi katalis pendorong kinerja KLBF ke depan. 

Dalam sembilan bulan di tahun ini, KLBF mencatat pendapatan sebesar Rp 25,99 triliun, naik 7,2% secara year on year (yoy). Sementara laba bersih mencapai Rp 2,63 triliun, naik 10,6% yoy. Pada kuartal ketiga tahun 2025, KLBF membukukan pendapatan mencapai Rp 8,01 triliun dan laba bersih mencapai Rp 606 miliar.  

“Secara keseluruhan, kinerja KLBF tetap sesuai dengan panduan dan proyeksi kami, dengan musim hujan diperkirakan memberikan dukungan tambahan untuk pertumbuhan pendapatan di kuartal keempat tahun 2025,” ujar Abdul Azis, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas dalam riset pada 30 Oktober 2025. 

Baca Juga: Kinerja Diprediksi Makin Membaik, Simak Rekomendasi Saham Kalbe Farma (KLBF)

Azis juga menilai jika profitabilitas KLBF membaik dengan Gross Profit Margin (GPM) meningkat menjadi 41% dari 39% per kuartal III 2024, Operating Profit Margin (OPM) naik menjadi 13% dari 12% dan Net Profit Margin (NPM) menjadi 10% dari 7%. Hal ini didorong pertumbuhan harga pokok penjualan (HPP) yang terkendali atau aik 4,82% dan peningkatan signifikan pada pendapatan operasional lainnya yang naik 169,56%.

Segmen farmasi membukukan penjualan sebesar Rp 7,05 triliun, naik 11,0% secara tahunan didukung oleh peningkatan lalu lintas rumah sakit karena musim hujan yang semakin intensif. Sementara itu, segmen kesehatan konsumen (consumer health) naik 9,4% secara tahunan menjadi Rp 3,5 triliun. Lalu, segmen nutrisi turun 2,1% secara tahunan menjadi Rp 6,05 triliun. 

“Ke depannya, kami memperkirakan pemulihan kinerja akan berlanjut di kuartal keempat 2025 dengan segmen farmasi dan kesehatan konsumen (consumer health) tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan pendapatan,” ucap Azis. 

Ezaridho Ibnutama, NH Korindo Sekuritas mencatat, manajemen persediaan menunjukkan perbaikan, dengan hari persediaan menurun menjadi 115,9 pada kuartal III tahun 2025 dibandingkan 119,3 pada kuartal ketiga 2024. Hari piutang juga berkurang menjadi 59 dibandingkan 61,8 pada kuartal ketiga 2024, sementara hari pembayaran utang usaha mencapai 50,5 di kuartal III tahun ini dibandingkan 50,0 periode sama tahun 2024.

Akibatnya, siklus operasi bersih (net operating cycle) berkurang menjadi 124,4 hari di kuartal III tahun ini dibandingkan 131,1 hari pada kuartal ketiga 2024, mencerminkan manajemen modal kerja yang lebih baik.

Baca Juga: Saham Kalbe (KLBF) yang Turun Kasta ke MSCI Small Cap, Simak Rekomendasinya

“Penjualan ekspor semakin menguat, naik 39,1% yoy menjadi Rp 694 miliar, meningkatkan kontribusi ekspor menjadi 7,8% dari total penjualan dibandingkan 6,3% periode sama tahun lalu sehingga terjadi diversifikasi basis pendapatan,” jelas Ezaridho dalam risetnya pada 17 November 2025.  

Ezaridho juga menyoroti penyesuaian kembali Indeks MSCI. KLBF dikeluarkan dari Indeks MSCI Global Standard pada rebalancing awal November, tetapi telah reklasifikasi ke dalam Indeks MSCI Small Cap. Meskipun hal ini dapat menimbulkan tekanan teknis jangka pendek, Ezaridho yakin fundamental perusahaan tetap baik. 

“Hal ini didukung oleh portofolio produknya dengan diversifikasi dan posisi pasar domestik yang solid karena KLBF terus memberikan pertumbuhan yang stabil melalui inovasi dan ekuitas merek yang kuat,” kata Ezaridho. 

Ezaridho menilai permintaan musiman yang kuat dan dorongan pemasaran akan mempertahankan momentum pendapatan. Tingkat pendapatan KLBF sepanjang kuartal ketiga 2025 berada di 74% dari proyeksi setahun penuh NH Korindo Sekuritas. Secara historis, kuartal keempat telah berkontribusi sekitar 26% dari pendapatan setahun penuh selama dua tahun terakhir, menjadikannya kuartal terkuat secara musiman. 

“Kami memproyeksikan pendapatan kuartal keempat 2025 akan naik 7,1% secara tahunan menjadi Rp 8,98 triliun, didukung oleh permintaan yang berkelanjutan selama musim hujan dan kegiatan promosi yang berkelanjutan,” ucap Ezaridho. 

Analis Indo Premier Sekuritas, Andrianto Saputra memperkirakan daya beli masyarakat terdorong dengan adanya bantuan langsung tunai (BLT) kesejahteraan rakyat (kesra) sebesar Rp 900.000 yang disalurkan kepada 35,4 juta penerima atau setara dengan Rp 31,9 triliun. 

Baca Juga: Saham Kalbe Farma (KLBF) Mulai Menarik Lagi Setelah Keluar dari MSCI, Ini Kata Analis

“Kami mengamati bahwa penjualan kebutuhan pokok domestik pada kuartal ketiga 2025 tumbuh sebesar 7,4% secara tahunan yang menunjukkan pemulihan permintaan barang-barang kebutuhan pokok,” ujar Andrianto kepada Kontan, Rabu (3/12/2025). 

Ezaridho memproyeksikan pendapatan dan laba bersih KLBF tahun 2025 masing-masing Rp 34,97 triliun dan Rp 3,42 triliun. Sementara pada tahun 2024, KLBF bisa mengantongi pendapatan Rp 32,62 triliun dengan laba bersih Rp 3,24 triliun. 

Ezaridho, Azis, dan Andrianto merekomendasikan Buy saham KLBF dengan target harga masing – masing Rp 1.800, Rp 1.700, dan Rp 1.980 per saham. Rekomendasi ini atas dasar keyakinan KLBF tetap berada di posisi yang baik untuk menangkap pemulihan dalam belanja layanan kesehatan dan konsumen. 

Ini didukung oleh portofolio produk yang seimbang yang mencakup obat resep, kesehatan konsumen, nutrisi, dan logistik. 

Namun risiko penurunan yang tetap perlu diperhatikan meliputi melemahnya daya beli konsumen, persaingan pasar yang ketat dan meningkatnya biaya operasional (opex).

Baca Juga: Laba Kalbe Farma (KLBF) Tumbuh 10,63% per Kuartal III-2025

Selanjutnya: IHSG Diproyeksi Bergerak di Area 9.000 Pada Tahun 2026

Menarik Dibaca: 9 Mitos Tata Letak Dapur yang Sudah Nggak Relevan di 2025, Ayo Coba Gaya Baru!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×