kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.412.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.645   2,00   0,01%
  • IDX 8.612   -5,26   -0,06%
  • KOMPAS100 1.185   -4,75   -0,40%
  • LQ45 849   -5,56   -0,65%
  • ISSI 307   1,40   0,46%
  • IDX30 438   -1,12   -0,26%
  • IDXHIDIV20 508   -0,68   -0,13%
  • IDX80 132   -0,67   -0,50%
  • IDXV30 139   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 139   -0,10   -0,07%

Kinerja Diprediksi Makin Membaik, Simak Rekomendasi Saham Kalbe Farma (KLBF)


Rabu, 03 Desember 2025 / 19:09 WIB
Kinerja Diprediksi Makin Membaik, Simak Rekomendasi Saham Kalbe Farma (KLBF)
ILUSTRASI. PT Kalbe Farma (KLBF) mencatat kinerja positif sepanjang Januari – September 2025. Daya beli dan permintaan yang diproyeksi meningkat akan menjadi katalis pendorong kinerja KLBF


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Kalbe Farma (KLBF) mencatat kinerja positif sepanjang Januari – September 2025. Daya beli dan permintaan yang diproyeksi meningkat akan menjadi katalis pendorong kinerja KLBF ke depan. 

Sepanjang Januari – September 2025, KLBF mencatat pendapatan sebesar Rp 25,99 triliun, naik 7,2% secara year on year (yoy). Sementara laba bersih mencapai Rp 2,63 triliun, naik 10,6% yoy. Adapun, khusus selama kuartal III tahun 2025, KLBF membukukan pendapatan Rp 8,01 triliun dan laba bersih mencapai Rp 606 miliar.  

“Secara keseluruhan, kinerja KLBF tetap sesuai dengan panduan dan proyeksi kami, dengan musim hujan diperkirakan akan memberikan dukungan tambahan untuk pertumbuhan pendapatan di kuartal keempat tahun 2025,” ujar Abdul Azis, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas dalam risetnya pada 30 Oktober 2025. 

Abdul juga mencatat profitabilitas KLBF membaik, dengan Gross Profit Margin (GPM) meningkat menjadi 41% (dari 39% per kuartal ketiga 2024), Operating Profit Margin (OPM) menjadi 13% (dari 12%), dan Net Profit Margin (NPM) menjadi 10% (dari 7%).

Hal ini didorong pertumbuhan harga pokok penjualan (HPP) yang terkendali (naik 4,82%) dan peningkatan signifikan pada pendapatan operasional lainnya (naik 169,56%).

Baca Juga: Mandiri Sekuritas Proyeksi IHSG Tembus Level 9.350 di 2026, Ini Sektor Andalannya

Segmen farmasi membukukan penjualan sebesar Rp 7,05 triliun (naik 11,0% yoy), didukung oleh peningkatan lalu lintas rumah sakit karena musim hujan yang semakin intensif. Sementara itu, segmen kesehatan konsumen (consumer health) naik 9,4% yoy menjadi Rp 3,5 triliun. Lalu, segmen nutrisi turun 2,1% yoy menjadi Rp 6,05 triliun. 

“Ke depannya, kami memperkirakan pemulihan kinerja akan berlanjut di kuartal keempat 2025 dengan segmen farmasi dan kesehatan konsumen (consumer health) tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan pendapatan,” sebut Abdul. 

Ezaridho Ibnutama, analis NH Korindo Sekuritas mencatat, manajemen persediaan KLBF menunjukkan perbaikan, dengan hari persediaan menurun menjadi 115,9 di kuartal III 2025 dibandingkan 119,3 pada kuartal III 2024.

Hari piutang juga berkurang menjadi 59,0 (dibandingkan 61,8 pada kuartal ketiga 2024), sementara hari pembayaran utang usaha mencapai 50,5 (dibandingkan 50,0 pada kuartal ketiga 2024). Akibatnya, siklus operasi bersih (net operating cycle) berkurang menjadi 124,4 hari (dibandingkan 131,1 hari pada kuartal ketiga 2024), mencerminkan manajemen modal kerja yang lebih baik.

“Penjualan ekspor semakin menguat, naik 39,1% yoy menjadi Rp 694 miliar, meningkatkan kontribusi ekspor menjadi 7,8% dari total penjualan (dibandingkan 6,3% pada kuartal ketiga 2024), sehingga mendiversifikasi basis pendapatannya,” jelas Ezaridho dalam risetnya pada 17 November 2025.  

Ezaridho juga menyoroti rebalancing kembali Indeks MSCI. Dalam rebalancing terbaru, KLBF dikeluarkan dari Indeks MSCI Global Standard pada penyeimbangan kembali awal November, tetapi telah direklasifikasi ke dalam Indeks MSCI Small Cap. Meskipun hal ini dapat menimbulkan tekanan teknis jangka pendek, Ezaridho yakin fundamental perusahaan tetap baik. 

“Hal ini didukung oleh portofolio produknya yang terdiversifikasi dan posisi pasar domestik yang solid karena KLBF terus memberikan pertumbuhan yang stabil melalui inovasi dan ekuitas merek yang kuat,” kata Ezaridho. 

Ezaridho menilai permintaan musiman yang kuat dan dorongan pemasaran akan mempertahankan momentum pendapatan. Tingkat pendapatan KLBF untuk sepanjang kuartal ketiga 2025 berada di 74% dari proyeksi setahun penuh NH Korindo Sekuritas. Secara historis, kuartal keempat telah berkontribusi sekitar 26% dari pendapatan setahun penuh selama dua tahun terakhir, menjadikannya kuartal terkuat secara musiman. 

“Kami memproyeksikan pendapatan kuartal keempat 2025 akan naik 7,1% yoy menjadi Rp 8,98 triliun, didukung oleh permintaan yang berkelanjutan selama musim hujan dan kegiatan promosi yang berkelanjutan,” ucap Ezaridho. 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Teknikal Saham CTRA, TLKM, BRPT untuk Kamis (4/12)

Analis Indo Premier Sekuritas, Andrianto Saputra memperkirakan daya beli masyarakat terdorong dengan adanya bantuan langsung tunai (BLT) kesejahteraan rakyat (kesra) sebesar Rp 900.000 yang disalurkan kepada 35,4 juta penerima atau setara dengan Rp 31,9 triliun. 

“Kami mengamati bahwa penjualan kebutuhan pokok domestik pada kuartal ketiga 2025 tumbuh sebesar 7,4% yoy yang menunjukkan pemulihan permintaan barang-barang kebutuhan pokok,” ujar Andrianto kepada Kontan, Rabu (3/12/2025). 

Ezaridho memproyeksikan pendapatan dan laba bersih KLBF tahun 2025 masing-masing mencapai Rp 34,97 triliun dan Rp 3,42 triliun. Adapun pada tahun 2024, KLBF mengantongi pendapatan Rp 32,62 triliun dan laba bersih Rp 3,24 triliun. 

Ezaridho, Abdul, dan Andrianto merekomendasikan buy saham KLBF dengan target harga masing-masing Rp 1.800 per saham, Rp 1.700 per saham, dan Rp 1.980 per saham.

Rekomendasi ini atas dasar keyakinan bahwa KLBF tetap berada di posisi yang baik untuk menangkap pemulihan dalam belanja layanan kesehatan dan konsumen. Ini didukung oleh portofolio produk yang seimbang yang mencakup obat resep, kesehatan konsumen, nutrisi, dan logistik. 

Namun risiko penurunan yang tetap perlu diperhatikan meliputi melemahnya daya beli konsumen, persaingan pasar yang ketat dan meningkatnya biaya operasional (opex).

Selanjutnya: Hujan Sangat Lebat di Provinsi Ini, Cek Peringatan Dini Cuaca Besok (4/12) dari BMKG

Menarik Dibaca: Hujan Sangat Lebat di Provinsi Ini, Cek Peringatan Dini Cuaca Besok (4/12) dari BMKG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×