Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Upaya produsen untuk terus menggenjot produksinya terutama di China jadi pengganjal utama pergerakan harga batubara.
Mengutip Bloomberg, Rabu (30/11) harga batubara kontrak pengiriman Desember 2016 di ICE Futures Exchange menukik 1,19% di level US$ 87,45 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.
Analis dari North Square Blue Oak Ltd dan Success Futures Co menyampaikan harga akan terus menukik karena produsen terus berupaya menggenjot produksinya hingga pertengahan tahun 2017 mendatang sementara permintaan dari konsumen tertahan.
Ditambahkan Lian Weiliang, Vice Chairman of The National Development and Reform Commission pasca musim dingin berakhir, permintaan akan semakin menyepi. Artinya harga akan jatuh semakin dalam lagi.
Menurutnya harga batubara akan bergerak dalam rentang 500 – 600 yuan dengan fundamental demikian. Sebagai gambaran harga saat ini setara 603 yuan.
Pekan depan para produsen utama tambang batubara China akan menandatangani perjanjian jangka pendek dan menengah dengan para pengguna. Belum lagi NDRC juga akan bertemu dan berdiskuisi dengan para produsen tersebut untuk membicarakan mengenai kontrak dan penyesuaian aturan tambang yang baru.
“Rencana pemerintah China untuk meningkatkan pasokan tentunya akan menahan harapan pasar bagi kenaikan harga batubara yang lebih tinggi,” kata Tian Miao, Analis Kebijakan North Square Blue Oak Ltd.
Langkah terbaru pemerintah China adalah mengizinkan produsen untuk menggenjot produksi mulai dari 1 Desember 2016 hingga pertengahan musim semi tahun depan. Begitu juga dengan mengembalikan aktivitas tambang menjadi 330 hari kerja setelah sebelumnya hanya 276 hari kerja.
CCRD menduga dengan langkah ini produksi batubara China akan naik sekitar 5% di tahun 2017 mendatang. Padahal selama Januari – Oktober 2016 ini produksi berhasil dipangkas 10,7%. Sehingga apabila terjadi kenaikan produksi seperti dugaan, maka laju pergerakan harga akan semakin tertahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News