kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nasib BUMI bergantung pada harga batubara


Kamis, 01 Desember 2016 / 07:40 WIB
 Nasib BUMI bergantung pada harga batubara


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Akhirnya proses restrukturisasi utang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berakhir damai. Senin lalu (28/11), Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengesahkan hasil perdamaian penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) itu.

Analis Samuel Sekuritas Sharlita Malik bilang, jika proses penyelesaian utang lancar, maka kegiatan operasional BUMI pun membaik dalam jangka panjang. Bila restrukturisasi berhasil, ia memberi estimasi harga intrinsik BUMI Rp 608 per saham.

Sharlita mendasarkan hitungan ini pada level historis harga batubara sekitar US$ 70 per ton. Kemarin (30/11), harga saham BUMI ditutup di Rp 290 per saham. Artinya, masih ada potensi kenaikan harga saham sekitar 109% bila kinerja BUMI memang membaik.

Sharlita mencatat, setelah ratifikasi pengadilan, utang BUMI akan berkurang dari US$ 4,2 miliar jadi utang berkelanjutan sebesar U$ 1,6 miliar. “Hal ini akan mengurangi beban bunga BUMI," ujar dia.

Senior Market & Technical Analyst Daewoo Securities Heldy Arifien menambahkan, skema debt equity swap jadi salah satu katalis positif yang mendorong harga saham BUMI dari Rp 80-300.

Sekadar mengingatkan, isu restrukturisasi utang membuat saham BUMI yang lama tidur bangkit. Di awal tahun ini, harga saham BUMI masih Rp 50 per saham. Harga mulai bergerak di pertengahan tahun. Bila dibandingkan posisi harga di awal tahun, harga saham BUMI sudah menguat 480%.

Dari sisi teknikal, selanjutnya harga saham BUMI berpotensi bergerak ke Rp 490 per saham. “Seyogyanya, dengan adanya keputusan maupun kesepakatan swap di Rp 926, harga berpotensi bergerak ke level itu,” kata Heldy.

Perbaikan operasional Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava membeberkan, usai restrukturisasi, BUMI menargetkan volume produksi capai 100 juta ton di 2017. Sedang harga jual rata-rata batubara diprediksi minimal 30% di atas harga pada tahun ini.

“Kami menyuplai batubara dengan kontrak pasokan jangka panjang, terutama untuk utilitas blue chip. Sudah 60% yang berkomitmen di sepanjang 2017,” kata Dileep pada KONTAN, Rabu (30/11).

Hingga September 2016, BUMI tercatat membukukan penjualan 65 juta ton batubara termal. Sharlita menambahkan, nilai plus BUMI adalah cadangan batubaranya yang sangat besar dan kalori tinggi.

Tambah lagi, sentimen batubara masih positif. Ia memprediksi, harga rata-rata batubara tahun depan sebesar US$ 70 per ton. Meski demikian, Sharlita mengingatkan BUMI masih menghadapi risiko penurunan harga batubara.

Proses restrukturisasi utang juga bisa tidak berjalan sesuai rencana. Tapi Heldy menilai rencana-rencana operasional yang akan dilakukan BUMI selepas proses penyelesaian utang menjadi katalis positif lain yang akan mendorong pergerakan saham BUMI. “Ini jadi tambahan katalis positif,” kata Heldy.

Menurutnya, dengan mempertimbangkan potensi upside ke rentang Rp 480 hingga Rp 520, maka saham BUMI layak beli.

Selain itu, secara teknikal analis teknikal Samuel Sekuritas Makky Dandytra merekomendasikan beli saham BUMI. Ia meyakini bahwa BUMI sedang dalam uptrend jangka menengah, sekitar tiga bulan, dan menuju Rp 330. “Tapi dalam jangka pendek, ada kemungkinan harga turun sampai Rp 260,” ujar dia.

Senior Analyst Binaartha Parama Reza Priyambada merekomendasikan buy BUMI buy untuk jangka pendek. Tapi investor harus ingat, saham BUMI memiliki volatilitas tinggi. "Rp 350 kemungkinan akan tercapai sebelum libur natal tahun baru," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×