Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja operasional PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengalami pertumbuhan sepanjang sembilan bulan pertama 2023, yang tercermin dari naiknya produksi dan volume penjualan batubara.
Total produksi batubara PTBA hingga triwulan-III 2023 mencapai 31,9 juta ton. Angka ini berhasil tumbuh 15,2% bila dibanding periode yang sama tahun 2022 yakni sebesar 27,7 juta ton.
Kenaikan produksi ini juga sejalan dengan kenaikan volume penjualan batubara, dimana pada periode tersebut PTBA menjual 27,0 juta ton batubara alias naik 14,9%. Secara rinci, PTBA mencatat penjualan ekspor sebesar 11,2 juta ton atau naik 24,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 51% dari total penjualan.
Baca Juga: Berdayakan Ribuan Lansia, Bukit Asam (PTBA) Raih Penghargaan
Kenaikan kinerja operasional ini terjadi di tengah penurunan kinerja keuangan PTBA sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Emiten pelat merah ini mencetak laba bersih Rp 3,8 triliun per akhir September 2023.
Realisasi ini merosot 62% jika dibandingkan dengan laba bersih PTBA pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 10 triliun.
Dari sisi pendapatan, PTBA membukukan pendapatan sebesar Rp 27,7 triliun. Realisasi ini menurun 10,84% bila dibandingkan pendapatan PTBA di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 31,07 triliun.
Niko Chandra, Corporate Secretary PTBA menyebut, ada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh PTBA, di antaranya adalah koreksi harga batubara dan fluktuasi pasar.
Baca Juga: Laba bersih Bukit Asam (PTBA) Merosot 62% Per Kuartal III-2023
Rata-rata harga batubara ICI-3 terkoreksi sekitar 33% dari semula US$ 128,5 per ton pada Januari-September 2022 menjadi US$ 86,3 per ton pada Januari-September 2023. Di sisi lain, harga pokok penjualan mengalami kenaikan, di antaranya pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan.
“Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik,” kata Niko.
PTBA juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal.
PTBA juga berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan.
PTBA juga melaporkan sejumlah kemajuan proyek andalannya, salah satunya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x660 megawatt (MW), atau dikenal juga sebagai PLTU Tanjung Lalang.
Baca Juga: Waspada Penipuan Investasi Mengatasnamakan Bukit Asam (PTBA)
Pembangunan PLTU yang nantinya membutuhkan sekitar 5,4 juta ton batubara per tahun ini telah mencapai kemajuan konstruksi sebesar 99%. Pembangkit listrik ini diharapkan dapat mulai beroperasi komersial pada triwulan IV-2023.
Sementara untuk proyek hilirisasi batubara, PTBA telah menyediakan lahan untuk pembangunan industri hilirisasi yang bekerja sama dengan mitra potensial. Selain itu, PTBA telah mengalokasikan cadangan batubara khusus untuk proyek hilirisasi, sehingga kebutuhan batubara untuk industri hilirisasi dapat terjamin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News