Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih diadang oleh tekanan pelemahan harga batubara. Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan merekomendasikan hold saham PTBA dengan target harga Rp 3.100.
Selain rendahnya harga batubara global, kinerja emiten pelat merah ini juga dibayangi oleh biaya tunai alias cash cost yang masih relatif tinggi. Namun, penerapan harga batubara acuan (HBA) formula baru dapat menekan biaya royalti serta potensi kenaikan performa yang ditopang Mitra Instansi Pengelola (MIP) menjadi katalis positif bagi PTBA.
PTBA membukukan pendapatan sebesar Rp 18,8 triliun pada semester I-2023, naik 2,4% secara year-on-year (YoY). Realisasi ini sejalan (in-line) dengan estimasi Panin Sekuritas dan estimasi konsensus yang mencerminkan masing-masing 48,9% dan 48,3%
Dari sisi operasional, PTBA mencatatkan kenaikan volume penjualan batubara sebesar 19% menjadi 17,4 juta ton. Namun, pada kuartal kedua 2023 volume penjualan sedikit turun 2,3% menjadi 8,6 juta ton. Penurunan volume penjualan pada kuartal kedua dibarengi dengan penurunan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) sebesar 9,1% yoy menjadi Rp 1,0 juta per ton
Akibatnya, laba bersih pada kuartal kedua menurun 58,8% yoy menjadi sebesar Rp 1,6 triliun. Jika diakumulasikan, sepanjang enam bulan pertama 2023, PTBA membukukan laba bersih sebesar Rp 2,7 triliun atau merosot hingga 54,9% secara tahunan. Tentu saja realisasi ini berada di bawah estimasi Panin Sekuritas yang hanya mewakili 35,9% dari estimasi.
Baca Juga: Laba Bersih Bukit Asam (PTBA) Merosot 54,9%, Begini Rekomendasi Sahamnya
Pada kuartal kedua 2023, produksi emiten pelat merah ini mencapai 8,6 juta ton, naik 11,7% YoY dengan nisbah kupas atau stripping ratio (SR) mencapai 5,7 kali. Rasio kupas ini turun dari kuartal pertama 2023 yang mencapai 6,5 kali. Secara total, produksi semester I-2023 mencapai 18,8 juta ton, naik 18% YoY dengan rasio kupas sebesar 6,0 kali.
Felix melihat, penurunan rasio pengupasan Bukit Asam seiring usainya aktivitas pembukaan lahan di tambang Banko dan Tambang Air Laya. Dia melihat tren rasio kupas PTBA berpeluang mengecil secara gradual seiring cuaca yang lebih kering hingga mencapai target 6,3 kali pada 2023.
Felix mencermati, progres sejumlah proyek strategis PTBA mendekati tahap akhir. Salah satu proyek strategis yang sangat penting adalah akuisisi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Pelabuhan Ratu. Saat ini PTBA sedang memasuki tahap due diligence untuk nilai akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu.
\Rencana Bukit Asam untuk menggandeng partner dengan Sarana Multi Infrastruktur dan anak usaha PLN, yakni Indonesia Power masih berlangsung.
Terkait akuisisi ini, Felix melihat peran dari Sarana Multi Infrastruktur dapat membuka peluang PTBA untuk mendapatkan pendanaan berbasis hijau yang mana memiliki tingkat bunga yang lebih kompetitif dari obligasi konvensional
“Namun patut dicermati bahwa posisi kas dan setara PTBA setelah pembayaran dividen (yang mencapai Rp 12 triliun) relatif turun menjadi sekitar Rp 6 triliun, sehingga porsi akuisisi saham dan nilai transaksi PLTU tersebut menjadi hal krusial,” terang Felix Selasa (5/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News