Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
Sementara itu, Legal Head and Corporate Secretary PRDA Marina Eka Amalia menyampaikan, dana IPO perusahaannya belum terserap seluruhnya karena masih ada rencana pembukaan outlet yang belum terealisasi.
Meskipun begitu, menurut dia, penggunaan dana IPO ini masih sesuai dengan rencana kerja perusahaan.
"Karena memang sesuai rencana, pembukaan outlet dan lainnya mengikuti jadwal, termasuk pengembangan jejaring outlet dan pengembangan sistem informasi IT," ucap Amalia.
Hingga Desember 2019, dari Rp 555,79 miliar dana IPO yang sudah digunakan, sebesar Rp 372,80 miliar dimanfaatkan untuk pengembangan jejaring outlet, lalu Rp 95,65 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan Rp 87,33 miliar untuk modal kerja.
Baca Juga: Prodia (PRDA) masih akan tambah cabang klinik baru hingga tutup tahun 2019
Sebagai pengingat, dari hasil bersih IPO Rp 1,15 triliun yang diperoleh oleh PRDA pada Desember 2016, sebanyak 67% digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, 19% untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan 14% untuk modal kerja.
Pada 2019 lalu, PRDA telah membuka beberapa cabang diantaranya berlokasi di Kemang, Tangerang City, Depok, Panakkukang, Pontianak, Jatiwaringin, Gianyar, Mangga Besar, Taman Palem, serta membuka layanan specialty clinics Prodia Senior Health Centre di Surabaya.
"Pada tahun 2020, kami berencana membuka sekitar 5-7 outlet baru lagi di beberapa kota di Indonesia," ungkap Amalia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News