kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prodia (PRDA) dan Panca Budi (PBID) belum serap 100% dana IPO, ini alasannya


Kamis, 16 Januari 2020 / 23:50 WIB
Prodia (PRDA) dan Panca Budi (PBID) belum serap 100% dana IPO, ini alasannya
ILUSTRASI. Pelayanan calon pasien di Lab Prodia Senior Health, Jakarta, Kamis (12/19). Memasuki usia genap?dua tahun, Prodia Senior menyelenggarakan Low Back Pain #BebasGerak Hidup Sehat, yakni kegiatan seminar kesehatan dan pemeriksaan gratis. Pemeriksaan ini melip


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), sejumlah emiten merilis realisasi penggunaan dana hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Dari daftar tersebut, ada beberapa emiten yang belum menyerap keseluruhannya meski IPO pada 2016 atau 2017.

Mereka adalah PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI), PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID), dan PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA).

Secara rinci, per Desember 2019, MTWI baru menyerap 16,94% dari total hasil bersih IPO yang sebesar Rp 28,89 miliar. Padahal, tanggal efektif IPO perusahaan ini jatuh pada 29 September 2017.

Baca Juga: Bangun Pabrik di Pemalang, Panca Budi (PBID) Patok Capex Rp 100 Miliar

PBID yang tanggal efektif IPO-nya jatuh pada 4 Desember 2017 juga baru menyerap 75,09% dari total dana bersih IPO yang mencapai Rp 305,21 miliar.

Begitu juga dengan PRDA yang baru menyerap 48,39% dari total hasil bersih IPO Rp 1,15 triliun, meski tanggal efektifnya jatuh pada 7 Desember 2016.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PBID Lukman Hakim mengatakan, dana IPO perusahaannya belum terserap seluruhnya, sebab PBID menggunakannya untuk investasi mesin.

Dengan begitu, penyerapannya bertahap seiring dengan meningkatkan utilisasi atas kapasitas produksi kantong plastik yang tersedia.

Menurut dia, dana IPO PBID akan terserap 100% pada 2020. "Sisa dana IPO 25% untuk penyelesaian bangunan pabrik, pembelian mesin, serta untuk pembelian warehouse di Jawa Timur," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/1).

Baca Juga: Perkuat ekspor, Panca Budi (PBID) lakukan penambahan modal ke anak usahanya

Lukman mengatakan, pembangunan pabrik yang berlokasi di Pemalang, Jawa Tengah kini tengah dalam proses penyelesaian dan ditargetkan selesai pada Mei tahun ini.

Sementara itu, Legal Head and Corporate Secretary PRDA Marina Eka Amalia menyampaikan, dana IPO perusahaannya belum terserap seluruhnya karena masih ada rencana pembukaan outlet yang belum terealisasi.

Meskipun begitu, menurut dia, penggunaan dana IPO ini masih sesuai dengan rencana kerja perusahaan.

"Karena memang sesuai rencana, pembukaan outlet dan lainnya mengikuti jadwal, termasuk pengembangan jejaring outlet dan pengembangan sistem informasi IT," ucap Amalia.

Hingga Desember 2019, dari Rp 555,79 miliar dana IPO yang sudah digunakan, sebesar Rp 372,80 miliar dimanfaatkan untuk pengembangan jejaring outlet, lalu Rp 95,65 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan Rp 87,33 miliar untuk modal kerja.

Baca Juga: Prodia (PRDA) masih akan tambah cabang klinik baru hingga tutup tahun 2019

Sebagai pengingat, dari hasil bersih IPO Rp 1,15 triliun yang diperoleh oleh PRDA pada Desember 2016, sebanyak 67% digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, 19% untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan 14% untuk modal kerja.

Pada 2019 lalu, PRDA telah membuka beberapa cabang diantaranya berlokasi di Kemang, Tangerang City, Depok, Panakkukang, Pontianak, Jatiwaringin, Gianyar, Mangga Besar, Taman Palem, serta membuka layanan specialty clinics Prodia Senior Health Centre di Surabaya.

"Pada tahun 2020, kami berencana membuka sekitar 5-7 outlet baru lagi di beberapa kota di Indonesia," ungkap Amalia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×