Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas mengatakan, kinerja portofolio PALM memang kurang progresif sejak awal tahun, sehingga menyebabkan rugi neto investasi sepanjang kuartal I 2025.
Jika kinerja porotofolio investasinya tidak dibenahi secara optimal, maka di tahun 2025 ini PALM kemungkinan masih akan mencatatkan kerugian neto investasi. Meskipun begitu, masih ada sentimen positif dari potensi penurunan suku bunga acuan bank sentral.
“Good corporate governance (GCG) juga bisa meminimalisasi kerugian PALM di sisa tahun ini,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (1/6). Alhasil, Nafan pun belum memberikan rekomendasi saham untuk PALM.
Baca Juga: Pemerintah Lelang Wilayah Kerja Panas Bumi, Begini Rekomendasi Saham PGEO dan BREN
Direktur PT Rumah Para Pedagang Kiswoyo Adi Joe melihat, penurunan kinerja PALM di kuartal I 2025 juga disebabkan oleh anjloknya pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal tahun.
“Ke depan, kinerja portofolio PALM masih bisa mendorong kinerja di sisa tahun 2025 lantaran harga komoditas yang masih bisa menguat,” ungkapnya kepada Kontan, Minggu (1/6).
Melansir RTI, saham PALM parkit di level Rp 370 per saham pada akhir perdagangan Rabu (28/5). Saham perseroan sudah turun 15,53% sejak awal tahun alias secara year to date (YTD).
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Emiten BUMN Karya di Tengah Upaya Bayar Utang
Kiswoyo pun merekomendasikan beli untuk PALM dengan target harga di Rp 450 – Rp 500 per saham. “Tapi sahamnya agak tidak likuid, jadi hati-hati juga dan tidak disarankan masuk dalam jumlah yang besar,” ujarnya.
Selanjutnya: Bitcoin Cetak Rekor di Bulan Mei, Begini Saran Perencana Keuangan
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 2-3 Juni, Provinsi Ini Staus Siaga Hujan Sangat Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News