Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
Bisnis sawit dan karet
Bambang menjelaskan, dalam bidang industri perkebunan kelapa sawit dan karet, Pinago Utama mengelola 17.656 hektare (ha) yang terdiri atas perkebunan kelapa sawit seluas 13.969 ha dan perkebunan karetseluas 3.960 ha.
Sekitar 81% perkebunan kelapa sawit dan 77% perkebunan karet merupakan area tanaman menghasilkan. Perseroan membukukan produksi TBS sebesar 158.587 tons dari kebun inti dan kebun plasma atau meningkat sebesar 20% rata-rata tahunan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Untuk hasil karet kering berupa lateks dan lump adalah sebesar 3.658 tons, menurun sebesar 10% rata-rata tahunan sebagai dampak replanting dan fenomena fussicoccum (penyakit gugur daun) yang melanda hampir seluruh perkebunan karet di Indonesia.
Selain perkebunan kelapa sawit dan karet, Pinago Utama juga mengelola industri pengolahan kelapa sawit dan karet, yaitu pabrik Crude Palm Oil (CPO) dengan kapasitas olah 120 tons TBS per jam.
Produksi CPO dan Palm Kernel (PK) mencapai masing-masing sebesar 94.436 tons dan 21.656 tons di tahun 2019 dengan pertumbuhan rata-rata tahunan dalam tiga tahun terakhir sebesar 3% dan 5%. Sedangkan produksi CRF dan RSS masing-masing sebesar 45.017 tons dan 2.471 tons di tahun 2019, turun 5% dan 11% pada periode 2017-2019.
Pabrik Crumb Rubber (CRF) dengan kapasitas 6.000 ton per bulan, pabrik Ribbed Smoke Sheet (RSS) dengan kapasitas 600 ton per bulan. Produk olahan karet berupa Crumb Rubber dan Ribbed Smoke Sheet diekspor ke pasar luar negeri sedangkan produk CPO dan PK dipasarkan di dalam negeri. Seluruh lokasi perkebunan kelapa sawit dan karet serta industri pengolahan terletak di kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan.
Dengan komitmen zero waste dan ramah lingkungan, Bambang menjelaskan, Pinago Utama mengelola limbah hasil olahan pabrik kelapa sawit dengan memproduksi pupuk granule bio organic dengan kapasitas produksi 35.000 ton per tahun dan mengoperasikan fasilitas bio-gas untuk menyediakan bahan baku energi pengganti solar.
“Dengan bersertifikasi ISPO dan ISO, Perseroan berkomitmen untuk menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan dan lestari serta terus meningkatkan mutu produk yang dihasilkan,” ujarnya.
Bambang mengklaim, meskipun area perkebunan tidak seluas perusahaan sejenis yang sudah go public, perseroan optimistis bisa berkompetisi di industri ini. Apalagi, perseroan memiliki beberapa keunggulan kompetitif, seperti lokasi strategis terpusat di satu kabupaten, penerapan teknologi mekanisasi, memiliki basis kemitraan yang kuat dengan kebun binaan, pemilihan bibit unggul, pemanfaatan pupuk bio organic dan sumber energi yang murah.
Bukan Cuma itu, Pinago Utama juga telah mendapatkan pengakuan kualitas mutu dari produsen ban ternama serta memiliki tim manajemen berpengalaman membuat. “Kami yakni mampu untuk terus bersaing dan bertumbuh di masa depan. Perseroan lebih fokus kepada strategi intensifikasi atas area perkebunan yang sudah dimiliki melalui strategi replanting dan pemanfaatkan teknologi mekanisasi untuk menaikkan produktivitas dan efisiensi biaya,” kata Bambang.