Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Pinago Utama Tbk berencana berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada Agustus 2020. PT Panin Sekuritas Tbk telah ditunjuk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi dalam IPO Pinago Utama.
Perusahaan yang berdiri pada 1979 ini akan melepas sebanyak-banyaknya 156,25 juta saham baru ke publik dengan nilai nominal Rp 80 per saham atau sekitar 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum. Harga penawaran saham perdana berkisar Rp 180-Rp 280 per saham.
Bambang Palgoenadi, Direktur Utama Pinago Utama mengatakan, dari aksi korporasi tersebut, perseroan berharap bisa mengantongi dana segar sebesar Rp 43,75 miliar. Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Modal kerja tersebut, antara lain, untuk pembelian pupuk, pembelian Tandan Buah Segar (TBS) Sawit dan pembelian Bahan Olahan Karet (Bokar) yang berasal dari masyarakat. “Selain itu untuk pembayaran kontraktor untuk biaya sewa alat berat dan konstruksi,” kata Bambang dalam keterangan resminya yang diterima Kontan.co.id, Rabu (29/7).
Saat ini perseroan telah memperoleh pernyataan pra efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan untuk masa penawaran umum ditargetkan pada bulan Agustus ini setelah mendapatkan status efektif dari OJK. Adapun, tanggal efektif IPO Pinago Utama pada 13 Agustus 2020, masa penawaran umum pada 18, 19 dan 24 Agustus 2020 dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Agustus 2020.
Bisnis sawit dan karet
Bambang menjelaskan, dalam bidang industri perkebunan kelapa sawit dan karet, Pinago Utama mengelola 17.656 hektare (ha) yang terdiri atas perkebunan kelapa sawit seluas 13.969 ha dan perkebunan karetseluas 3.960 ha.
Sekitar 81% perkebunan kelapa sawit dan 77% perkebunan karet merupakan area tanaman menghasilkan. Perseroan membukukan produksi TBS sebesar 158.587 tons dari kebun inti dan kebun plasma atau meningkat sebesar 20% rata-rata tahunan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Untuk hasil karet kering berupa lateks dan lump adalah sebesar 3.658 tons, menurun sebesar 10% rata-rata tahunan sebagai dampak replanting dan fenomena fussicoccum (penyakit gugur daun) yang melanda hampir seluruh perkebunan karet di Indonesia.
Selain perkebunan kelapa sawit dan karet, Pinago Utama juga mengelola industri pengolahan kelapa sawit dan karet, yaitu pabrik Crude Palm Oil (CPO) dengan kapasitas olah 120 tons TBS per jam.
Produksi CPO dan Palm Kernel (PK) mencapai masing-masing sebesar 94.436 tons dan 21.656 tons di tahun 2019 dengan pertumbuhan rata-rata tahunan dalam tiga tahun terakhir sebesar 3% dan 5%. Sedangkan produksi CRF dan RSS masing-masing sebesar 45.017 tons dan 2.471 tons di tahun 2019, turun 5% dan 11% pada periode 2017-2019.
Pabrik Crumb Rubber (CRF) dengan kapasitas 6.000 ton per bulan, pabrik Ribbed Smoke Sheet (RSS) dengan kapasitas 600 ton per bulan. Produk olahan karet berupa Crumb Rubber dan Ribbed Smoke Sheet diekspor ke pasar luar negeri sedangkan produk CPO dan PK dipasarkan di dalam negeri. Seluruh lokasi perkebunan kelapa sawit dan karet serta industri pengolahan terletak di kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan.
Dengan komitmen zero waste dan ramah lingkungan, Bambang menjelaskan, Pinago Utama mengelola limbah hasil olahan pabrik kelapa sawit dengan memproduksi pupuk granule bio organic dengan kapasitas produksi 35.000 ton per tahun dan mengoperasikan fasilitas bio-gas untuk menyediakan bahan baku energi pengganti solar.
“Dengan bersertifikasi ISPO dan ISO, Perseroan berkomitmen untuk menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan dan lestari serta terus meningkatkan mutu produk yang dihasilkan,” ujarnya.
Bambang mengklaim, meskipun area perkebunan tidak seluas perusahaan sejenis yang sudah go public, perseroan optimistis bisa berkompetisi di industri ini. Apalagi, perseroan memiliki beberapa keunggulan kompetitif, seperti lokasi strategis terpusat di satu kabupaten, penerapan teknologi mekanisasi, memiliki basis kemitraan yang kuat dengan kebun binaan, pemilihan bibit unggul, pemanfaatan pupuk bio organic dan sumber energi yang murah.
Bukan Cuma itu, Pinago Utama juga telah mendapatkan pengakuan kualitas mutu dari produsen ban ternama serta memiliki tim manajemen berpengalaman membuat. “Kami yakni mampu untuk terus bersaing dan bertumbuh di masa depan. Perseroan lebih fokus kepada strategi intensifikasi atas area perkebunan yang sudah dimiliki melalui strategi replanting dan pemanfaatkan teknologi mekanisasi untuk menaikkan produktivitas dan efisiensi biaya,” kata Bambang.
Ekspansi bisnis
Untuk pengembangan area tanam ke depannya akan difokuskan di Entitas Anak, yaitu PT Musi Andalan Sumatera (MAS) dengan target 3.500 ha. Kendati demikian, Perseroan tidak menutup kemungkinan untuk terus ekspansi apabila terdapat target area yang layak untuk dikembangkan dengan prinsip kehati-hatian” ujar beliau lebih lanjut.
Berdasarkan laporan keuangan per 2019, Pinago Utama membukukan penjualan senilai Rp1,78 triliun atau naik 5,32% dari tahun sebelumnya senilai Rp1,69 triliun. Selain itu, laba neto tahun berjalan mengalami penurunan 43,24% karena perubahan metode pembukuan menjadi Rp 21 miliar pada 2019 dari tahun sebelumnya Rp 37 miliar.
Sementara itu, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) tercatat naik 6,0% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp 194 miliar pada 2019 dari sebelumnya Rp183 miliar. Adapun margin EBITDA pada 2019 dan 2018 tercatat sebesar 10,9%.
Di sepanjang tahun 2019, Pinago Utama membukukan pendapatan sebesar Rp 1.782 miliar, EBITDA sebesar IDR 194 miliar dan Laba Bersih senilai IDR 21 miliar di tahun 2019. Total Asset Perseroan sebesar IDR 1.462 miliar dengan total kewajiban dan ekuitas masing-masing sebesar IDR 1.013 miliar dan IDR 448 miliar per 31 Desember 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News