Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit masih mengalami penurunan.
Melansir Reuters, harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia pada Maret 2024 melemah 19 poin menjadi MYR 3.908 per metrik ton. Kemudian, kontrak April 2024 juga melemah sebesar 16 poin menjadi MYR 3.859 per metrik ton.
Jika melihat data Trading Economics, Minggu (18/2), harga CPO saat ini MYR 3.809 per ton, turun 1,93% dalam seminggu dan turun 0,16% dalam sebulan.
PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) melihat harga CPO di tahun ini masih relatif stabil jika dibandingkan dengan fluktuasi harga CPO yang terjadi pada tahun 2023.
Baca Juga: Harga Tertekan, Perusahaan Kelapa Sawit Masih Optimistis Harga CPO Naik
Head of Investor Relation Sampoerna Agro Stefanus Darmagiri mengatakan, pada tiga bulan pertama di tahun 2024, harga CPO diperkirakan dapat ditopang oleh beberapa faktor.
Pertama, musim produksi CPO yang cenderung melemah di kuartal I 2024.
Kedua, stok CPO Malaysia yang turun ke level terendah dalam enam bulan sebesar 2,02 juta ton di bulan Februari 2024.
Ketiga, permintaan yang akan meningkat menjelang bulan Ramadan di Indonesia dan Malaysia.
“Implementasi program mandat B35 di tahun 2024 diharapkan juga dapat menopang harga CPO di tahun ini,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (16/2).
Baca Juga: Triputra Agro (TAPG) Optimistis Harga CPO Kembali Naik di Sisa Tahun 2023
Dalam menghadapi fluktuasi harga CPO pada tahun 2024, SGRO masih menerapkan strategi peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja lewat intensifikasi yang telah berjalan selama dua tahun.
Pada tahun 2024, SGRO berharap produksi CPO Perseroan dapat bertumbuh sampai dengan 5%.
“Perseroan menganggarkan capex sebesar Rp 400 miliar sampai Rp 700 miliar di tahun 2024. Sebesar 40% akan digunakan untuk kegiatan perkebunan dan 60% untuk kegiatan non-perkebunan,” paparnya.
PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) melihat hal yang sama. Corporate secretary TAPG Joni Tjeng melihat, pergerakan harga bursa derivatif memang mengalami fluktuasi harian. Namun, harga CPO masih akan mengalami tren positif sejak akhir tahun 2023 hingga saat ini.
Baca Juga: Harga CPO Masih Turun, Simak Prospek Kinerja Emiten Kelapa Sawit
Jika melihat tren harga yang masih meningkat dan berada pada level yang cukup tinggi, kata Joni, diproyeksikan peningkatan masih akan terjadi pada tahun 2024.
Hal ini mengingat suplai CPO dan minyak nabati global yang belum juga membaik ditambah permintaan yang masih tetap tumbuh, baik dari domestik maupun global.
“Ini diharapkan dapat meningkatkan performa perusahaan yang lebih baik di tahun 2024 dibanding 2023,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (16/2).
Joni menegaskan, pergerakan harga komoditas memang sangat dipengaruhi kondisi global. Oleh sebab itu, strategi Perseroan fokus pada variabal yang dapat dikontrol. Yaitu, optimalisasi produktivitas di saat umur tanaman yang sedang pada masa optimal dan disertai control cost.
Baca Juga: Produksi TBS Kelapa Sawit di Indonesia Stagnan, Simak Strategi Astra Agro Lestari
“Melalui kedua strategi tersebut dan disertai harga CPO yang masih baik, diharapkan performa Perseroan di tahun 2024 bisa lebih baik dibandingkan 2023,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News