kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Harga CPO Masih Turun, Simak Prospek Kinerja Emiten Kelapa Sawit


Minggu, 18 Februari 2024 / 20:15 WIB
Harga CPO Masih Turun, Simak Prospek Kinerja Emiten Kelapa Sawit
ILUSTRASI. Pekerja menimbang berat Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di salah satu kebun petani di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Jumat (17/02/2023). Harga CPO Masih Turun, Simak Prospek Kinerja Emiten Kelapa Sawit.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit masih mengalami penurunan.

Melansir Reuters, harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia pada Maret 2024 melemah 19 poin menjadi MYR 3.908 per metrik ton. Kemudian, kontrak April 2024 juga melemah sebesar 16 poin menjadi MYR 3.859 per metrik ton.

Jika melihat data Trading Economics, Minggu (18/2), harga CPO saat ini MYR 3.809 per ton, turun 1,93% dalam seminggu dan turun 0,16% dalam sebulan.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Yasmin Soulisa melihat, produksi CPO diperkirakan pertumbuhannya lebih lambat di awal tahun 2024. Sehingga, penurunan harga ini akan sangat jelek untuk pendapatan para emiten.

Baca Juga: Lebih Menguntungkan, Austindo Nusantara (ANJT) Fokus Jualan CPO di Pasar Domestik

“Tahun ini pertumbuhan pendapatan para emiten akan lebih didorong oleh kenaikan harga ke depan dikarenakan produksi yang masih stagnan,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (18/2).

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta melihat, harga CPO memang fluktuatif. Penurunan harga saat lebih dipengaruhi oleh peningkatan oversupply CPO global.

“Ada juga faktor perlambatan pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh China dan Jepang,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (16/2).

Menurut Nafan, kinerja emiten CPO masih buruk dikarenakan average selling price (ASP) yang turun akibat kondisi oversupply tersebut.

Baca Juga: Produksi CPO Naik 2,9% pada 2023, Begini Rekomendasi Saham ANJT

Untuk menunjang kinerja emiten, CPO bisa dialihkan untuk permintaan domestik, khususnya pada penerapan biodiesel.

“Pemulihan ekonomi global dan ditambah peningkatan penduduk pasti akan menaikkan harga CPO global, karena permintaan akan bertambah. Tapi, untuk permintaan domestik, akan relatif stabil di tahun ini,” paparnya.

Nafan pun merekomendasikan hold untuk PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)dengan target harga Rp 6.950 per saham dan add untuk PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan target harga Rp 870 per saham.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×