kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Astra Agro Lestari (AALI) Sebut Produksi Sawit pada Tahun 2023 Naik 4,8% Secara YoY


Minggu, 18 Februari 2024 / 16:04 WIB
Astra Agro Lestari (AALI) Sebut Produksi Sawit pada Tahun 2023 Naik 4,8% Secara YoY
Santosa, Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kelapa sawit PT Astra Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menyampaikan, produksi Tandan Buah Segar  (TBS) milik perseroannya mengalami kenaikan sebesar 4,8% pada 2023. 

Direktur Utama AALI, Santosa menyebutkan bahwa secara total, produksi TBS dari kebun inti korporasi pada tahun 2023 mencapai 3,31 juta ton atau naik 4,8%,  dari produksi TBS pada 2022 yang hanya sebesar 3,15 juta ton. 

Santosa mengatakan, adanya kenaikan tersebut karena produksi TBS pada tahun 2023 kembali normal karena didukung oleh peningkatan yield dari 16 ton per hektare menjadi sekitar 17 ton per hektare. Sementara untuk produksi TBS pada tahun ini, diprediksi akan mengalami peningkatan di level yang sama. 

Baca Juga: Produksi TBS Kelapa Sawit di Indonesia Stagnan, Simak Strategi Astra Agro Lestari

“Di tahun 2024 ini, estimasi peningkatan produksi TBS nya sama seperti tahun 2023 lalu, diprediksi naik 4,5-5%. Kecuali kalau ada anomali,” ujar Santosa dalam acara Talk to The CEO di Bandung, Jumat (16/2). 

Santosa menyampaikan, bahwa pihaknya terus melakukan strategi untuk bisa meningkatkan produksi TBS dari kebun inti. Salah satu caranya seperti peremajaan tanaman sawit atau replanting, pengembangan bibit unggul dan penggunaan pupuk hasil riset mereka. 

Lebih lanjut, dia menyebutkan, AALI mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 1,5 triliun di tahun 2024, yang akan digunakan untuk replanting dan perawatan tanaman kelapa sawit. 

Santosa mengatakan bahwa pada tahun ini, AALI menargetkan program replanting perkebunan sawit hanya sekitar 5.000-6.000 hektare per tahun. Program replanting tersebut diprioritaskan pada tanaman yang memiliki produktivitas di bawah rata-rata. 

Adapun replating tersebut dilakukan untuk menjaga agar produksi kelapa sawit perusahaan tidak terlalu ambles.

 

Selain itu, dia mengatakan bahwa program replanting perkebunan sawit juga bertujuan untuk menstabilkan produksi perusahaan yang stagnan dan kerap kali mengalami penurunan akibat usia tanaman kelapa sawit yang semakin tua. Replanting membutuhkan waktu minimal 3 tahun.

"Replanting itu masih pelan-pelan kami lakukannya, karena kalau saya replanting secara total, maka produksinya akan drop. Jadi strategi kita yaitu hanya replanting sekitar 5.000 - 6.000, tergantung pada yield rata-rata Astra Agro," kata Santosa. 

Lebih lanjut, Santosa menuturkan, AALI telah mengembangkan varietas kelapa sawit milih perseroannya sendiri, dengan potensi kandungan minyak sawit sebesar 20%, lebih tinggi dari variates kelapa sawit pada umumnya. 

“Kami juga mengadopsi potensi pupuk nonkimia untuk perawatan tanaman kelapa sawit,” ujar Santosa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×