kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan emiten alat berat konservatif di 2018


Minggu, 07 Januari 2018 / 15:55 WIB
Pertumbuhan emiten alat berat konservatif di 2018


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten alat berat turut mencicipi manisnya harga komoditas di 2017. PT United Tractors Tbk (UNTR) misalnya, mematok target penjualan 2017 yang naik 60% year on year (yoy). Namun, di 2018 target penjualan mulai konserrvatif.

PT United Tractors Tbk (UNTR) pasang target penjualan alat berat Komatsu di 2017 mencapai 3.500 unit. Sepanjang tahun 2016, UNTR membukukan penjualan alat berat sebanyak 2.181 unit alat berat. Alhasil, tahun 2017 ada pertumbuhan penjualan alat berat sebesar 60,47% year on year (yoy). Realisasinya, per Oktober 2017, UNTR telah membukukan penjualan alat berat sebanyak 3.058 unit.

Namun, di 2018 ini UNTR hanya pasang target kenaikan penjualan alat berat sebesar 10% menjadi 3.800 unit. “Tahun 2017 naik 60% tentu karena dibandingkan harga batubara yang rendah tahun 2016. Di 2018, mempertimbangkan harga batubara yang stabil, maka kenaikan lebih moderat,” ujar Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis beberapa waktu lalu kepada Kontan.co.id.

Sementara itu, dimuat Kontan sebelumnya, PT Intraco Penta Tbk (INTA) juga mematok kenaikan pendapatan yang tak jauh beda dari 2017. Pada 2017, INTA menargetkan pendapatan keseluruhan tumbuh 20% dibanding posisi 2016. Di 2018 ini, INTA juga optimis meraih kenaikan pendapatan 20% dibandingkan estimasi pendapatan 2017 sebesar Rp 1,8 triliun.

Analis Semesta Indovest Aditya perdana Putra menilai, target yang dipatok oleh emiten alat berat cukup rasional dan sudah tergolong pas. Hal ini didasarkan pada outlook sub-sektor alat berat di sepanjang tahun 2018. Tentunya penentuan target tersebut menurutnya juga tak terlepas dari prospek sektor pertambangan, konstruksi, dan jasa lain yang menunjang pendapatan.

“Pertumbuhan emiten alat berat tahun ini memang cukup konsrvatif, kira-kira 10%-15%. Justru nanti jika realisasi penjualan berada di atas estimasi, hal tersebut akan memberikan earning surprise di mata investor. Harga saham pun akan terkerek,” ujar Aditya, Sabtu (6/1).

Adapun sejauh ini menurut Aditya sektor pertambangan masih memiliki pengaruh terbesar pada kinerja emiten alat berat. Di 2018 ini, Aditya memprediksikan bahwa akan ada kenaikan harga rata-rata komoditas 5%-8% . Beberapa faktor pemicunya adalah permintaan yang mulai lebih baik, serta pasokan batubara Indonesia yang cukup banyak.

Namun, beberapa peraturan internasional juga cukup mempengaruhi, misalnya rencana pembatasan penggunaan batubara oleh Jepang. “Ini bisa membuat ekspektasi harga komoditas turun,” ujar Aditya. Namun, ia melihat outlook pertmabangan juga masih cukup positif meski moderat.

Pada sub-sektor alat berat, Aditya menjagokan saham UNTR. Hal ini mempertimbangkan pangsa pasar dan marjin emiten. Ia merekomendasikan beli saham UNTR degan target harga Rp 33.500 per saham.

Selain itu, menurut Aditya, investor juga dapat melirik saham small-middle cap seperti INTA dan PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA). “Bisa maintain buy, tapi lihat prospek bisnisnya. Perhatikan corporate action dan laporan keuangan di 2018,” tutur Aditya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×