kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan ekonomi akan sokong emiten kuliner


Minggu, 18 Februari 2018 / 19:47 WIB
Pertumbuhan ekonomi akan sokong emiten kuliner


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi meningkat pada tahun ini. Emiten-emiten di bidang kuliner pun mencoba menikmati momentum tersebut, apalagi salah satu penggerak utama perekonomian nasional berasal dari konsumsi masyarakat.

Seperti yang diketahui, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini mencapai 5,4%. Pertumbuhan tersebut dapat terealisasi seiring dengan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) sebesar 8,71% pada tahun ini, sehingga memicu meningkatkan daya beli masyarakat.

William Surya Wijaya, Vice President Research Department Indosurya Sekuritas mengatakan, potensi naiknya level konsumsi masyarakat menjadi kesempatan emas bagi emiten-emiten sektor kuliner untuk meningkatkan kinerjanya. Terlebih lagi kuliner merupakan salah satu bisnis yang sangat strategis, karena berkaitan dengan kebutuhan pangan sehari-hari masyarakat.

Ia menambahkan, pelaksanaan Asian Games menjadi salah satu katalis positif terhadap peningkatan kinerja emiten-emiten sektor kuliner pada tahun ini. Sebab, jumlah pelanggan berpotensi meningkat seiring banyaknya suporter yang datang dari berbagai negara.

Perubahan pola konsumsi yang akibat kehadiran waralaba berbasis online juga diyakini tidak akan menurunkan animo masyarakat terhadap dunia kuliner. “Sampai kapanpun masyarakat pasti akan pergi ke restoran,” kata William, Kamis (15/2).

Bertoni Rio, Senior Analyst Research Division Anugerah Sekuritas Indonesia mengatakan, saat ini banyak restoran cepat saji di wilayah perkotaan yang memiliki bangunan tersendiri alias tidak berada di dalam sebuah mal. Selain itu, tidak sedikit pula restoran cepat saji yang justru menyatu dengan bangunan perkantoran.

Hal tersebut merupakan upaya antisipasi emiten sektor kuliner di tengah maraknya penutupan toko ritel konvensional sehingga membuat mal sepi pengunjung. Selain itu, upaya tersebut dilakukan emiten sektor kuliner agar mendapat jumlah pelanggan yang stabil setiap hari.

“Karena masyarakat jarang memiliki waktu pergi ke mal kalau di luar akhir pekan,” tutur Bertoni, Kamis (15/2).

Bertoni menambahkan, banyaknya bisnis startup yang beredar sebenarnya tidak perlu dirisaukan oleh emiten-emiten sektor kuliner. Justru emiten-emiten tersebut bisa memanfaatkan kehadiran startup untuk meningkatkan kinerjanya, misalnya dengan membuat layanan pemesanan makanan berbasis aplikasi buatan perusahaan startup.

Potensi meningkatnya level konsumsi masyarakat dapat dimanfaatkan oleh emiten-emiten sektor konsumsi untuk memperluas pangsa pasarnya. Caranya dengan berekspansi ke daerah-daerah lain atau membuka outlet di kota-kota kecil. Dengan begitu, merk dagang suatu emiten sektor kuliner akan semakin dikenal oleh masyarakat dari berbagai kalangan.

Bertoni pun berujar PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) sebagai emiten sektor kuliner yang berpotensi memiliki kinerja apik pada tahun ini. Ia merekomendasikan hold untuk emiten tersebut dengan target harga Rp 2.000 per saham.

Senada, William juga menjagokan MAPB. Menurutnya, MAPB memiliki keunggulan berupa kepemilikan merek dagang yang lebih bervariasi ketimbang para pesaingnya. Emiten tersebut saat ini memegang lisensi Starbucks, Pizza Express, Krispy Kreme, Godiva Chocolatier, dan Cold Stone Creamery.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×