kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Persediaan minyak AS bertambah mendinginkan harga minyak


Kamis, 16 Agustus 2018 / 19:41 WIB
Persediaan minyak AS bertambah mendinginkan harga minyak
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah kembali tertekan. Persediaan minyak Amerika Serikat (AS) yang meningkat menjadi 10,9 juta barel per hari membuat harga minyak menyusut.

Mengutip Bloomberg, Kamis (16/8) hingga pukul 18.32 WIB, harga minyak WTI untuk kontrak pengiriman September 2018 di New York Mercantile Exchange (Nymex) sebesar US$ 64,99 per barel. Dibandingkan, kemarin, harga minyak melemah 0,03%.

Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, pelemahan harga minyak lantaran pasokan minyak AS yang semakin meningkat. "Dengan kondisi saat ini, bisa saja, produksi minyak di AS menyentuh level 11 juta barel per hari," katanya.

Sekedar tahu saja, sumur-sumur minyak aktif di AS juga bertambah. Sebelumnya ada 859 sumur minyak yang aktif dan sekarang menjadi 869 sumur minyak yang aktif.

Produksi minyak mentah AS yang semakin bertambah kian menekan harga minyak. Apalagi pasar saat ini tengah khawatir dengan prospek pertumbuhan ekonomi global karena perang dagang AS-China yang masih belum menemukan titik temu.

Namun Deddy mengatakan, ada kemungkinan harga minyak rebound. Ini kalau negosiasi dagang AS dengan China mancapai kata sepakat. Akhir bulan ini, China akan mengirimkan salah satu perwakilannya ke AS untuk membahas permasalahan perang dagang.

Kalau hubungan dagang AS-China kembali cair, kemungkinan permintaan minyak akan meningkat dan mengerek harga minyak dunia. Perang dagang sangat berpengaruh terhadap permintaan minyak mentah secara global.

Secara teknikal saat ini harga minyak di bawah MA 50 dan 100, namun masih di atas MA 200. Artinya harga minyak dalam jangka panjang masih berpotensi melemah. MACD di area negatif, berpotensi melemah. RSI di area 34, berpotensi melemah dan Stochastic di area 15, oversold berpeluang rebound.

Deddy memproyeksikan harga minyak di kisaran US$ 65,80 -US$ 64,00 per barel, besok. Sepekan ke depan, ia meramalkan, harga minyak berada di kisaran US$ 66,40 - US$ 63,50 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×