Reporter: Benedicta Prima | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar dan investor sepertinya mulai menerima kondisi perekonomian global yang sedang di bawah tekanan akibat virus corona atawa Covid-19.
Menurut Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, turunnya kekhawatiran dari para pelaku pasar dan investor inilah yang membuat bursa saham global menguat sepanjang April 2020. Di tambah lagi dengan adanya keberhasilan penggunaan remdesivir untuk menyembuhkan Covid-19.
"Sebagai salah satu contoh ketika kemarin pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) negatif, namun pelaku pasar tidak peduli karena ketutupan oleh adanya terapi yang memberikan hasil oleh Gilead," kata dia kepada Kontan.co.id, Minggu (3/5).
Baca Juga: Ini sentimen yang mempengaruhi penguatan bursa saham global sepanjang April 2020
Sementara itu, sentimen positif dari dalam negeri didukung oleh kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia, insentif fiskal oleh pemerintah dan para regulator lainnya.
Cerita soal Covid-19 juga diperkirakan masih akan menggerakkan pasar saham di Mei 2020. Pada awal bulan ini, data ekonomi AS soal neraca dagang diperkirakan mengalami penurunan dari sebelumnya dan diikuti dengan data PMI services, manufaktur dan composite.
Selain itu, data klaim pengangguran juga ditunggu oleh pasar. Diperkirakan jumlah pengangguran di AS karena Covid-19 mengalami kenaikan dari sebelumnya 4,4% menjadi 15%-17%. Ini berpotensi menekan indeks AS pekan depan.
Di Eropa, data mengenai PMI services, manufacturing dan composite juga ditunggu oleh pasar. Data selanjutnya adalah penjualan ritel yang diperkirakan mengalami penurunan cukup dalam akibat adanya lockdown. Namun, di sisi lain beberapa negara di Eropa akan memulai pelonggaran lockdown secara bertahap. Pembukaan aktivitas inilah yang akan sedikit meredakan pasar.
Di China, data ekonomi juga ditunggu oleh pasar. Nico memprediksi data PMI composite dan services di negara ini akan mengalami perbaikan dari sebelumnya. Data ini akan diikuti juga oleh kondisi ekspor-impor dan diprediksi bahwa neraca dagang masih berpotensi mengalami sedikit penurunan.
Baca Juga: Bursa Global berada di zona hijau sepanjang April, bagaimana posisi IHSG?
Di Indonesia, angin segar datang dari pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 yang diprediksi masih tumbuh secara tahunan, meski akan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Selain itu, data cadangan devisa yang akan diumumkan pekan depan diperkirakan mengalami penurunan akibat intervensi yang dilakukan oleh BI. Namun, sama seperti pasar global, sentimen positif masih meliputi para pelaku pasar karena adanya vaksin yang berpotensi menyembuhkan Covid-19.
Dus, Nico memprediksi selama Mei 2020 IHSG akan bermain direntang 4.415-4.755.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News