Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun lalu menjadi tahun gemilang bagi komoditas emas. Di tengah ketidakpastian dan penyebaran virus Covid-19, harga emas justru menguat. Melansir Bloomberg, harga logam mulia ini menguat 21,86% sepanjang 2020.
Per Jumat (8/1), harga emas berjangka untuk kontrak Februari 2021 berada di level US$ 1.910 per troy ounces, naik dari realisasi harga pada akhir tahun 2020 yakni US$ 1.895 per troy ounces.
Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati mengatakan, sebenarnya harga emas pada bulan November 2020 sudah mengalami penurunan dan menyentuh level US$ 1,757 per troy ounce.
Hal ini sejalan dengan tingkat kekhawatiran pasar yang juga menurun karena vaksin sudah mulai didistribusikan di sejumlah negara.
Baca Juga: Partai demokrat AS menang, harga emas jatuh di bawah US$ 1.900
Namun, hal ini tidak berlangsung lama karena virus Covid-19 bermutasi dan ditemukan di Inggris pada bulan Desember 2020. “Hal ini sontak membuat tingkat kekhawatiran meningkat dan emas kembali bergerak menguat,” terang Ike kepada Kontan.co.id, Minggu (10/1).
Meski demikian, pada bulan Januari ini atau pada kuartal pertama 2021, sejumlah negara akan mulai melakukan vaksinasi massal. Jika hasil dari vaksinasi ini efektif menurunkan tingkat kasus infeksi, maka harga emas berpotensi bergerak kembali stabil dengan rentang yang lebih rendah, yakni di US$ 1.710 – US$ 1.850 per troy ounce.
Namun, risiko distribusi dan efektivitas vaksin masih harus perlu diperhatikan. “Jika hasilnya ternyata berisiko tinggi, maka bukan hal yang tidak mungkin jika emas akan kembali naik hingga level US$ 1,980 per troy ounce,” pungkas dia.
Selanjutnya: Harga emas Antam turun Rp 15.000 ke Rp 954.000 per gram, Sabtu (9/1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
