Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot terus tertekan hingga akhir perdagangan hari ini. Senin (29/4), rupiah spot ditutup melemah 0,28% ke Rp 16.255 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, melemahnya rupiah akibat penguatan data Personal Consumption Expenditures (PCE) Deflator di AS.
"Data PCE Deflator inti yang cenderung stabil semakin menguatkan bahwa the Fed akan mempertahankan kebijakan ‘higher-for-longer’ di tahun 2024 akibat progres disinflasi yang tertahan," ujarnya kepada Kontan.id, Senin (29/4).
Baca Juga: Kapitalisasi Pasar BBCA dan BREN Bersaing Ketat, Cermati Rekomendasi Analis
Untuk perdagangan Selasa (30/4), ia memperkirakan investor cenderung wait and see. Investor menantikan hasil dari rapat FOMC pekan ini.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengamini bahwa investor akan berhati-hati menjelang pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve.
Investor menantikan laporan kebijakan FOMC pada hari Rabu (1/5) dan laporan non farm payrolls bulan April pada Jumat (3/5).
"Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil di tengah data ekonomi AS yang kuat dan retorika hawkish dari para pengambil kebijakan," paparnya.
Baca Juga: BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Begini Dampaknya Terhadap Kinerja Reksadana
Dus, kedua analis menilai rupiah akan bergerak sideways. Rupiah diperkirakan bergerak dikisaran Rp 16.200 - Rp 16.300 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News