Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak fenomena mengenai aset kripto yang terjadi dalam kurun 2021 ini. Di tahun depan, tentunya performa aset kripto diharapkan akan lebih baik lagi dengan adanya ekosistem terbaru.
CEO Indodax Oscar Darmawan memprediksi bahwa di tahun 2022 akan ada suatu ekosistem baru setelah di tahun 2020 ada DeFi dan di tahun 2021 ada hype NFT dan juga Metaverse. Tentunya, ekosistem ini juga tidak akan ditinggalkan, meskipun ekosistem yang baru terbentuk.
Tidak hanya perihal ekosistem, setelah adanya pergerakan dari negara El Salvador yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, tentu akan ada negara lainnya yang menyusul.
Di tahun ini, Bitcoin menjadi semakin mainstream. Oscar melihat orang awam yang biasanya tidak tahu apa itu bitcoin, menjadi mulai mendengar dan mulai aware soal bitcoin. Tidak hanya itu, Bitcoin pun juga sudah digunakan sebagai devisa negara dan juga masuknya institusi investor.
Baca Juga: Pasar Kripto Merah, Harga Bitcoin Terjungkal ke Bawah US$ 50.000
"Dulu negara belum pernah sama sekali mempertimbangkan Bitcoin sebagai devisa. Namun di tahun ini, negara El Salvador yang kabarnya nantinya juga akan diikuti oleh negara Amerika Selatan lainnya yang selama ini terikat dengan Dollar USD mempertimbangkan Bitcoin sebagai devisa negaranya,” kata Oscar Darmawan, saat menjadi pembicara dalam acara Indodax Room Special Edition Nataru seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (29/12).
Perihal IMF yang cukup banyak memberikan statement menentang Bitcoin, Oscar merasa bahwa di 2022 market sudah kebal dan pendapat IMF yang kadang cukup menantang kripto bukanlah sesuatu yang bisa benar-benar menggerakkan market.
Menurut OScar, Bitcoin sudah sering dinyatakan mati dari sejak kemunculannya. Karena itu, ia mengira statement IMF yang bertentangan dengan eksistensi kripto tidak akan begitu pengaruh. Menurutnya, yang akan cukup berpengaruh adalah bagaimana negara akan membuat bitcoin sebagai devisa atau tidak.
Baca Juga: Melonjak 35%, Harga Shiba Inu Siap Terbang Tinggi?
"Kita juga bisa melihat bahwa Institusi juga sudah terjun dan gelombangnya cukup besar. Jika harga turun institusi akan memborong. Jika hal ini dilakukan terus menerus lama-lama supply bitcoin akan terus menipis,” ujar Oscar.
Meneropong harga "kakeknya aset kripto" pada bulan Januari 2021, Bitcoin berada di angka 500 juta rupiah sementara berdasarkan catatan market Indodax pada 28 Desember 2021, Bitcoin sudah menyentuh angka 737 juta.
Bitcoin sudah naik sekitar 47.4% bahkan pernah menyentuh harga all time high nya di bulan November dengan harga hampir Rp 1 Miliar/1 Bitcoin. Ini menandakan bahwa Bitcoin adalah aset kripto yang baik untuk investasi jangka panjang
Ethereum
Tidak hanya soal Bitcoin, Oscar juga membahas perihal kripto market cap terbesar setelah Bitcoin, yaitu Ethereum. Seperti yang sudah diketahui Ethereum sudah berevolusi menjadi Ethereum 2.0. Dengan evolusi Ethereum 2.0, kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas jaringan Ethereum pun semakin meningkat sehingga dapat memproses lebih banyak transaksi dan mengurangi kemacetan.
Baca Juga: Pasar Takar Mario Draghi Lepas Posisi Perdana Menteri, Yield Obligasi Zona Euro Naik
“Secara teknologi, harga, dan ekosistem sebenarnya Ethereum sudah mengungguli Bitcoin. Ethereum itu bagus ekosistemnya juga luar biasa dan dipakai di dunia institusi juga. Tapi yang jadi masalah apakah Ethereum akan bisa scale up lagi atau tidak untuk menurunkan biaya transaksinya karena biaya gas dari Ethereum ini adalah kuncinya. Jika di tahun 2022 pengembang dari Ethereum ini bisa menurunkan gas fee nya saya kira ada kemungkinan bahwa Ethereum bisa meng off lap Bitcoin,” ujar Oscar.
Berdasarkan data market Indodax pada Hari Rabu tanggal 28 Desember 2021, Ethereum menyentuh di kisaran angka 58 juta rupiah/1 ETH. Angka ini jika kita bandingkan dengan awal Januari 2021 dimana harga 1 ETH hanya berkisar 10 juta rupiah Saja, dapat kita simpulkan bahwa harga Ethereum sudah naik sekitar 480%. Kita dapat melihat bahwa performa Ethereum di tahun 2021 ini Sangat baik bahkan sempat menyentuh all time high nya di angka 68 juta pada bulan November 2021.
NFT dan Metaverse di Tahun 2022
Oscar melanjutkan, di tahun 2021 orang orang juga banyak yang membahas tren Metaverse dan juga NFT. Metaverse yang hype karena Facebook ini, membuat orang benar benar “hidup” di dalam dunia maya.
Menurut Oscar, tren NFT bergantung pada kesuksesannya Metaverse. Maka dari itu menurutnya, Metaverse sangat berperan besar terhadap NFT dan dunia kripto di tahun 2022.
“Kalau bicara soal Metaverse dan dunia sudah digital, uang nya tidak akan tersentral. Uangnya tentu akan digital dan terdesentralisasi. Itu akan menggerakkan kripto. Sama halnya dengan kita bicara soal NFT. Lukisan digital di NFT semahal apapun jika tidak ada fungsinya buat apa. Namun Jika kita hidup di dunia digital dan punya aset digital NFT yang harganya mahal tentu akan sangat berguna. Maka dari itu, menurut saya jika tren Metaverse ini bisa take off, maka NFT pun akan take off. Jika NFT tanpa adanya Metaverse hanya akan sebatas hype saja,” tambah Oscar.
Baca Juga: Mengenal Non-Fungible Token, Lengkap dengan Kegunaan NFT
Sebagai platform jual beli kripto terbesar dan terpercaya di Indonesia dengan 4,8 juta member lebih dan memiliki Bitcoin center di Jakarta dan Bali, Indodax terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat Indonesia. Bitcoin dan aset kripto lainnya di Indodax bisa dimiliki oleh siapa saja dengan hanya merogoh kocek seharga Rp10 ribu saja.
“Dengan adanya kepercayaan dari member Indodax, di tahun 2022 Indodax berjanji akan memberikan support dan kinerja yang jauh lebih baik lagi. Di tahun 2022 ini kita lagi menyiapkan sebuah sistem yang baru di Indodax. Kita bekerja sangat maksimal di Indodax. Kita terus mengimprove sistem kita. Kita sangat optimis Indodax akan ada terobosan luar biasa di tahun 2022 nanti”, tutup Oscar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News