Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Pasar kripto memerah pada Selasa (28/11), dengan harga Bitcoin terlempar dari zona US$ 50.000 dan sejumlah mata uang kripto utama jatuh dalam, hingga 9%.
Mengacu data CoinMarketCap, harga Bitcoin pada Selasa (28/11) nyaris menembus level US$ 52.000, persisnya US$ 51.956,33, sebelum jatuh ke level US$ 48.000.
Pukul 11.50, harga mata uang terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar itu bangkit ke US$ 49.021,27 tapi masih turun 3,81% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Harga Ethereum juga turun terlempar keluar dari zona US$ 4.000 ke US$ 3.918,45 atau turun 3,76% dibandingkan dengan posisi 24 jam sebelumnya.
Sementara harga Solana anjlok 6,19% ke US$ 188,03, harga Terra merosot 7,68% menjadi US$ 93,45, dan harga Polygon terjungkal 9,24% jadi US$ 2,61.
Baca Juga: Melonjak 35%, Harga Shiba Inu Siap Terbang Tinggi?
Sedang harga mata uang kripto berbasis meme, Dogecoin dan Shiba Inu masing-masing turun 5,43% menjadi US$ 0,1802 dan 5,12% ke US$ 0,00003637.
Pada Selasa, aktivitas perdagangan sebagian besar tidak terdengar, karena volume perdagangan Bitcoin di bursa kripto utama hanya sedikit lebih tinggi dibanding Senin (27/12).
Padahal, saat pasar kripto memasuki akhir tahun, apa yang disebut sebagai pasokan sovereign Bitcoin, total aset yang disimpan di luar cadangan devisa, mencapai titik tertinggi sepanjang masa, menurut perusahaan data blockchain Glassnode.
Pertumbuhan pasokan sovereign Bitcoin datang karena kepemilikan pemegang jangka panjang meningkat 4,8% menjadi 74,8% dari total pasokan sovereign selama setahun terakhir, menurut Glassnode, seperti dikutip CoinDesk.
Sementara kepemilikan pemegang jangka pendek Bitcoin turun, dari 28% pada Januari lalu menjadi 25,2% per Desember. “Perilaku on-chain seperti itu biasanya muncul selama pasar bear Bitcoin,” tulis Glassnode.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News