Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reformasi pajak Amerika Serikat dan peringkatan lembaga internasional Fitch menjadi sentimen yang menggerak rupiah dalam pekan ini. Sedangkan untuk pergerakan ke depan, rupiah diproyeksikan bakal melemah lantaran pasar akan berburu dollar di akhir tahun.
Jumat (22/12) di pasar spot, dalam sepekan, rupiah menguat 0,1% menjadi Rp 13.556 per dollar AS. Sedangkan dalam kurs tengah Bank Indonesia, rupiah menguat 0,11% menjadi Rp 13.558 per dollar AS.
Penguatan ini dinilai oleh Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures, merupakan respon terhadap pengesahan reformasi pajak AS yang sudah diantisipasi oleh pasar. Akibatnya, pasca pengumuman regulasi tersebut, dollar AS masih relatif stabil di hadapan rupiah.
Adapun, kenaikan peringkat surat utang jangka panjang Indonesia dari Fitch Ratings menjadi sentimen kuat yang menguatkan nilai tukar rupiah. Namun, di hadapan kedua katalis tersebut, rupiah masih berpotensi melemah. "Jumat ini rupiah terlihat agak tertekan karena profit taking serta meningkatnya kebutuhan dollar jelang liburan," jelas Faisyal, kepada Kontan.co.id, Jumat (22/12).
Menurut Faisyal, dollar AS bakal kembali diburu untuk memenuhi kebutuhan pemerintah maupun korporasi untuk melakukan pembayaran akhir tahun yang bervaluasi dollar. Untungnya, potensi pelemahan ini dihadapan rupiah relatif kecil karena fundamental rupiah sudah diakui oleh Fitch.
Atas kondisi tersebut, untuk sepekan kedepan, Faisyal melihat rupiah akan melemah terbatas ke kisaran Rp 13.500-Rp 13.600 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News