Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (24/11), ditutup turun mendapat sentimen negatif dari rupiah dan potensi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.
IHSG ditutup melemah 104,37 poin atau 2,00 % menjadi 5.107,62. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 21,73 poin (2,48 %) menjadi 851,48.
"Nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dollar AS dan kekhawatiran pasar terhadap percepatan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat berdampak negatif pada pasar saham di negara berkembang, termasuk IHSG," kata Analis Reliance Securities Lanjar Nafi.
Ia menambahkan bahwa seluruh saham mengalami pelemahan dipimpin oleh sektor aneka industri. Sementara pelaku pasar asing juga masih mengambil posisi lepas saham.
Berdasarkan data BEI, pelaku pasar asing membukukan jual bersih atau "foreign net sell" sebesar Rp406,02 miliar.
Secara teknikal, ia mengatakan bahwa indikator stochastic berada pada posisi "overbought" dengan signal negatif. Sehingga diperkirakan IHSG masih akan mengalami tekanan pada perdagangan selanjutnya (Jumat, 25/11), dengan proyeksi bergerak di kisaran 5.065-5.175 poin.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo menambahkan bahwa kondisi politik di dalam negeri yang belum stabil menambah sentimen negatif bagi pasar saham domestik.
"Diharapkan pemerintah dapat menjaga kondisi politik di Indonesia menjadi kondusif," katanya.
Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan saham di pasar reguler BEI mencapai 315.332 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 13,872 miliar lembar saham senilai Rp8,523 triliun.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 49,36 poin (0,22 %) ke level 22.627,33, indeks Nikkei naik 170,47 poin (0,94 %) ke level 18.333,41, dan Straits Times menguat 4,03 poin (0,14 %) posisi 2.843,72.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News