kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.093   -3,62   -0,05%
  • KOMPAS100 1.059   -2,98   -0,28%
  • LQ45 833   -2,60   -0,31%
  • ISSI 215   0,33   0,15%
  • IDX30 425   -1,29   -0,30%
  • IDXHIDIV20 513   -0,16   -0,03%
  • IDX80 121   -0,40   -0,33%
  • IDXV30 124   -0,90   -0,72%
  • IDXQ30 142   -0,21   -0,15%

Jangka panjang, IHSG masih positif


Kamis, 24 November 2016 / 08:29 WIB
Jangka panjang, IHSG masih positif


Reporter: Emir Yanwardhana, Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) goncang lantaran diserbu sentimen ketidakpastian global jelang akhir tahun. Sempat mencapai 5.472,32 (10/4), indeks saham lantas terus merosot. Bila dihitung dari level tertinggi tahun ini tadi hingga kemarin (23/11), IHSG sudah merosot sekitar 4,76%.

Analis OCBC Securities Budi Wibowo menyebut hingga awal tahun depan IHSG masih bakal terkoreksi. "Aksi net sell asing masih berlanjut serta prospek suku bunga The Fed naik akhir tahun cukup besar," kata Budi kepada KONTAN, Rabu (23/11).

Budi memprediksi, IHSG akan merosot ke 4.800–4.900 awal tahun depan. Akhir tahun ini IHSG akan ditutup di kisaran level 5.000. Maklum, ia pesimistis program amnesti pajak mencapai target. Pasalnya pada periode kedua ini, dana repatriasi baru Rp 142 triliun dari target Rp 1.000 triliun sampai akhir tahun.

Koreksi bursa antara lain terjadi akibat investor asing net sell Rp 7,49 triliun antara 8-23 November. Sedang dana investor domestik masih banyak. Single investor identification (SID) hingga Oktober justru naik menjadi 525.850, dari tahun lalu 434.107. Karena itu, Budi yakin dalam jangka panjang IHSG akan menguat, didukung membaiknya fundamental ekonomi Indonesia.

Para stakeholder bursa saham juga berpendapat serupa. Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) yakin tahun depan pasar saham masih banjir peminat. Direktur Utama BEI Tito Sulistyo bilang, ada potensi Rp 212 triliun dana masuk ke bursa tahun depan.

Dari total potensi dana ini, sekitar Rp 55 triliun berasal dari penerimaan amnesti pajak dan asuransi Rp 85 triliun. Lalu dari dana pensiun Rp 54 triliun serta reksadana Rp 18 triliun.

"Itu belum dari investor domestik ritel dan international, jadi secara teori market caps bisa nambah sampai Rp 1.000 triliun tahun depan," sebut Tito, saat ditemui di sela paparan Indonesia Economic Outlook 2017, di Gedung BEI, kemarin.

Keyakinan tersebut bukan tanpa alasan. Pertumbuhan nilai dan transaksi BEI masih jadi salah satu yang tertinggi di dunia. IHSG tumbuh 13,48% secara year to date, masih di bawah pertumbuhan bursa Thailand 15,93%.

Lalu, menurut data BEI, emiten masih membukukan kenaikan pendapatan 3,21% jadi Rp 2.054 triliun di sembilan bulan pertama tahun ini, ketimbang Rp 1.990 triliun di periode yang sama tahun lalu. Laba komprehensif emiten naik 76% menjadi Rp 295 triliun dari Rp 167 triliun. Jadi, bila cermat, investasi saham tahun depan masih oke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×