kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Penurunan CDS 5 Tahun Indonesia Tak Terhalang Aliran Keluar Dana Asing


Jumat, 07 Juni 2024 / 21:27 WIB
Penurunan CDS 5 Tahun Indonesia Tak Terhalang Aliran Keluar Dana Asing
ILUSTRASI. Tingkat premi risiko investasi alias Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia kembali melandai dan stabil di level 70-an.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat premi risiko investasi alias Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia kembali melandai dan stabil di level 70-an.

Sebelumnya, pada 16 April 2024 CDS Indonesia berada di level tertingginya sepanjang tahun ini di level 80,47. Setelahnya, cenderung melandai dan per Kamis (6/6) CDS 5 tahun Indonesia berada di 71,72.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, melandainya CDS Indonesia karena sudah mulai risk off secara global. Hal itu terlihat dari sejumlah bank sentral utama dunia sudah mulai dovish.

Dua diantaranya, Bank of Canada (BoC) dan The European Central Bank (ECB) sudah mulai menurunkan suku bunga acuan 25bps. "Ini menandakan risk off sudah mulai berkurang," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (7/6).

Baca Juga: CDS Indonesia Masih Berpotensi Lanjutkan Penurunan, Ini Pemicunya

Selain itu, aliran dana masuk ke negara berkembang yang lebih kuat. Salah satunya India yang mencatatkan masuknya dana asing sekitar US$ 34 miliar, sehingga mempengaruhi negara emerging markets lainnya, termasuk Indonesia.

Namun demikian, Fikri berpandangan penurunan CDS Indonesia masih terbatas lantaran baru 10bps. Sementara di akhir tahun 2023 berada di level 60-an, yang berarti posisi saat ini masih lebih tinggi.

Untuk potensi turun, ia menilai tetap ada tetapi hal ini juga tergantung pemangkasan suku bunga the Fed. Kedua, aliran dana asing di pasar keuangan Indonesia. Menurut dia, jika hal itu terjadi maka bisa mendorong penurunan risiko dalam negeri. Namun jika tidak maka bisa mendorong CDS naik.

Baca Juga: Ketidakpastian Masih Tinggi, Investor Asing Jual Saham Lalu Ditukar Jadi Dolar AS

"Dengan asumsi dana asing belum kembali dan pemangkasan suku bunga The Fed satu kali maka akan berada di 67-72 dan dengan asumsi dana asing kembali, BI rate turun dua kali maka CDS bisa kembali ke level 60-an," kiranya.

Berdasarkan data BI, data setelmen sampai dengan 30 Mei 2024 tercatat beli neto sebesar Rp 42,72 triliun. Nonresiden tercatat jual neto Rp 34,72 triliun di pasar SBN, jual neto Rp 4,26 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 86,07 triliun di SRBI.

Fikri menuturkan, sebenarnya jika melihat SRBI harusnya bukan dana asing murni karena ada dana yang didapat dari hasil DHE. Sehingga, ia menilai dampaknya belum signifikan karena belum murni masuk ke instrumen investasi dalam negeri seperti saham dan SBN.

"Jika sudah kembali masuk ke instrumen investasi dalam negeri baru bisa mendorong risk off lebih kuat," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×