Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Surat utang Indonesia tak kalah menarik daripada surat utang di negara lainnya. Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) pun semakin pulih seiring perekonomian yang stabil.
Head Of Fixed Income Research, PT Sinarmas Sekuritas, Aryo Perbongso, mengatakan bahwa imbal hasil (yield) surat utang 10 tahun Indonesia berada di posisi 6,98% per 15 Mei 2024. Sedangkan, real yield Indonesia berada di posisi 3,98%, hasil dari selisih besaran suku bunga dan inflasi.
Sehingga, Aryo berujar, posisi imbal hasil surat utang Indonesia sebenarnya masih cukup kompetitif. Besaran real yield Indonesia terpantau masih tertinggi ke-5 di antara negara emerging market.
“Secara pergerakan pun imbal hasil telah obligasi turun karena dibantu oleh pembelian Bank Indonesia (BI), walaupun tengah dalam kondisi outflow dari investor asing,” ujarnya dalam webinar, Rabu (22/5).
Baca Juga: BI Diperkirakan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6,25% pada Mei 2024
Sinarmas Sekuritas memperkirakan akhir tahun nanti yield obligasi pemerintah 10 tahun bisa mencapai level 6,65%. Sementara real yield diperkirakan capai 6,72%.
Menurut Aryo, surat utang berdurasi pendek mungkin lebih direkomendasikan untuk saat ini karena memperkirakan yield akan terus turun ke depannya. Hal itu mengingat ekspektasi batas atas utang AS akan diperbaharui pada Januari 2025. Kemudian, pengeluaran AS akan normal usai pemilu November 2024.
“Situasi itu akan melemahkan ekonomi Amerika dan bisa membuat pemangkasan suku bunga The Fed,” jelasnya.
Hanya saja, Aryo mengantisipasi bahwa adanya volatilitas pasar obligasi pemerintah dalam waktu dekat karena dipengaruhi perekonomian AS yang diperkirakan mengalami stagflasi. Inflasi tinggi akan dibarengi pertumbuhan ekonomi yang lambat.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruton menilai bahwa yield masih cukup stabil di level 6,8% dalam sepekan ini. Pergerakan ini artinya mencerminkan kepercayaan investor yang dibuktikan dengan keikutsertaan investor asing.
Baca Juga: Asing Lepas SBN, Utang Luar Negeri Pemerintah Turun Jadi US$ 192,2 Miliar
Berdasarkan data transaksi 13 16 Mei 2024, nonresiden atau investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto atau inflow sebesar Rp 22,06 triliun. Ini menambah tren positif aliran modal asing masuk pada pekan pertama dan kedua Mei 2024 dengan total Rp 22,84 triliun.
Secara rinci, inflow di pekan ketiga Mei 2024 terdiri dari beli neto Rp 5,30 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp 2,40 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 19,17 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Adapun selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 16 Mei 2024, non residen jual neto sebesar Rp 42,27 triliun di pasar SBN, jual neto Rp 2,05 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 53,18 triliun di SRBI.