Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, ekspektasi pemerintahan baru di bawah Donald Trump yang akan fokus pada peningkatan belanja pemerintah dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat lebih tinggi sehingga membuat dollar AS kembali dalam area penguatan.
"Dollar AS kembali menguat karena ekspektasi kebijakan Trump dan diperkirakan berlanjut sepanjang ada ketidakpastian dari kebijakannya," ujarnya.
Di sisi lain, lanjut dia, dampak kebijakan moneter Amerika Serikat pada pasar negara berkembang juga masih menjadi risiko yang bisa menghambat prospek pertumbuhan ekonomi, hal itu disebabkan akan adanya modal keluar akibat kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed).
Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menambahkan, data ekonomi Amerika Serikat yang cenderung membaik juga turut membuat dollar AS mengalami apresiasi terhadap mayoritas mata uang utama dunia.
"Sentimen dollar AS masih 'bullish' menjelang akhir tahun ini, jika melemah akan dianggap sebagai koreksi teknikal," ucapnya.
Ia menambahkan bahwa perhatian investor yang juga sedang tertuju pada laporan produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat pada pekan ini apabila melampaui ekspektasi dapat menjadi pendorong bagi dollar AS lebih tinggi.
Di pasar spot, Selasa (20/12) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 0,37% ke level Rp 13.438 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia rupiah melemah tipis 0,08% ke level Rp 13.391.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News