kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Penjelasan Agung Podomoro (APLN) setelah peringkat utangnya ke level sampah


Senin, 22 Juli 2019 / 18:58 WIB
Penjelasan Agung Podomoro (APLN) setelah peringkat utangnya ke level sampah


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN, anggota indeks Kompas100 ini) kembali mendapat penurunan peringkat dari lembaga rating internasional. Kini, Fitch Ratings memangkas peringkat utang APLN dari B- ke CCC- terkait obligasi jangka panjang senilai US$ 300 juta denga kupon 5,95% per tahun yang diterbitkan anak usahanya. Manajemen APLN menyiapkan sejumlah cara untuk menurunkan tingkat risiko pembiayaannya.

Penurunan peringkat ini disebabkan meningkatnya risiko pembiayaan kembali dan likuiditas APLN. Di mana asumsi ini muncul karena keterlambatan APLN dalam menerbitkan fasilitas pinjaman tahap 2 yang berdasarkan Perjanjian Fasilitas tersebut APLN akan memperoleh dana sebesar Rp 2,6 triliun pada 24 Mei 2019.

Dana ini akan digunakan untuk membayar kembali semua pinjaman yang belum dibayar sejumlah Rp 1,178 triliun pada Juni 2019.

Baca Juga: Peringkat diturunkan Moody's dan Fitch, ini penjelasan Agung Podomoro Land (APLN) Baca Juga: Peringkat utang Agung Podomoro (APLN) diturunkan, begini rekomendasi analis

Sekretaris Perusahaan APLN F. Justini Omas menyatakan, keterlambatan pencairan fasilitas pinjaman tahap 2 dari perjanjian fasilitas II terjadi di luar kendali APLN.

“Pemberi pinjaman sindikasi tidak dapat mencairkan jumlah fasilitas pinjaman tahap 2 tepat waktu,” jelasnya dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Senin (22/7).

Untuk mengatasi keterlambatan pembayaran kembali pinjaman Perjanjian Fasilitas I, APLN telah meminta persetujuan tertulis dari semua pemberi pinjaman khususnya kreditur Perjanjian Fasilitas I untuk memperpanjang tanggal pembayaran kembali pinjamannya hingga 30 September 2019.

Baca Juga: Analis: Sektor properti sangat diuntungkan dengan penurunan suku bunga acuan BI

Selain senior notes 2024, Perjanjian Fasilitas I dan Perjanjian Fasilitas II APLN juga memiliki pinjaman yang belum dibayarkan berupa obligasi sebesar Rp 550 miliar dengan rincian Rp 451 miliar akan jatuh tempo pada Desember 2019 dan obligasi senilai Rp 99 miliar akan jatuh tempo pada Maret 2020.

Kendati demikian, Justini menjelaskan semua obligasi Rupiah APLN dijamin dengan Central Park Mall. Obligasi sebelumnya telah dilunasi, dan yang belum terbayar tinggal Obligasi Berkelanjutan I Tahap III tahun 2014 dan Tahap IV tahun 2015 yang tetap dijamin dengan Central Park Mall yang pada akhir 2018 nilai valuasinya sudah Rp 6,3 triliun.

“Kami percaya bahwa Central Park Mall masih memiliki ruang yang cukup sebagai jaminan pembiayaan jangka pendek jika diperlukan,” imbuhnya kepada Kontan.co.id Senin (22/7).

Baca Juga: Agung Podomoro (APLN) Siapkan Tiga Cara Ini Untuk Membayar Utang

Justini menyatakan, saat ini APLN sedang mengerjakan beberapa opsi untuk melunasi saldo pinjaman sindikasi I per-Juni 2019 sebesar Rp1,178 triliun paling lambat pada 30 September 2019. Upaya lain yang juga dijajaki APLN adalah opsi berupa suntikan atau uang muka dari pemegang saham.

APLN juga sedang bekerja sama dengan pemberi pinjaman sindikasi Perjanjian Fasilitas II untuk penggalangan dana lainnya.

Terakhir, APLN juga sedang mengerjakan penjualan salah satu properti komersialnya yang diharapkan segera direalisasi pada semester II 2019 dan menggunakan sebagian dana hasil penjualan untuk mengurangi total utang APLN.

Asal tahu saja, perkembangan Pluit City masih bekerja sama dengan pemerintah untuk menemukan solusi dalam pengembangannya. APLN berharap dalam waktu dekat proyek ini bisa melanjutkan pengembangan yang telah terhenti sejak Mei 2016.

Baca Juga: Peringkat Utang Agung Podomoro Turun, Investor Asing Malah Meminati Saham APLN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×