Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar yang lesu mendorong investor pengelolaan dana publik untuk berbelanja saham. Hal ini juga diakui oleh Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI).
"Kami yakin bahwa ini momentum yang tepat bagi dana pensiun untuk bisa masuk karena sebagian besar porsi sahamnya sudah turun," kata Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri ketika ditemui usai melakukan konferensi pers di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/3).
Baca Juga: Sepuluh dari 18 emiten IPO 2020 masuk daftar efek syariah
Ia tidak memungkiri, dengan kondisi IHSG yang menurun hingga 25,54% sejak awal tahun mendorong proporsi dana pensiun untuk saham ikut menurun. Asal tahu saha, sepanjang tahun 2019 ADPI mengelola total dana hingga Rp 289 triliun. Adapun sebesar 12% di antaranya yang diinvestasikan di saham.
Sejauh ini ADPI masih mengumpulkan data jumlah total dana yang akan digelontorkan oleh masing-masing institusi yang bernaung di bawah ADPI. Suheri juga masih melakukan pendataan dana pensiun dari institusi mana saja yang tertarik untuk masuk ke saham sejauh ini.
Yang jelas, tambahnya dana pensiun yang mungkin melakukan penanaman modal merupakan institusi besar. "Kami menghimbau kapan mau ambil kesempatan ini, jangan nunggu lagi," imbuhnya.
Adapun menurut Suheri, lebih baik ditanamkan di saham-saham berfundamental baik, misalnya saham-saham di LQ45.
Baca Juga: IHSG tumbang sepekan, kinerja reksadana pun ikut jeblok
Asal tahu saja, selain dana pensiun dana asuransi seperti BPJS Ketenagakerjaan (BP JAMSOSTEK) juga berkomitmen untuk masuk pasar saham. BPJS Ketenagakerjaan mengalokasikan dana hingga Rp 8 triliun untuk memenuhi rencana ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News