kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pendanaan dari instrumen ekuitas lebih menarik pada 2018


Selasa, 06 Maret 2018 / 20:03 WIB
Pendanaan dari instrumen ekuitas lebih menarik pada 2018
ILUSTRASI. Gedung Bursa Efek Indonesia


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pasar modal tengah diterpa sentimen negatif dari ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed, pendanaan dari efek bersifat ekuitas dipandang masih akan menjadi alternatif pendanaan yang menarik pada tahun ini.

Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat setidaknya ada 31 emiten yang memiliki obligasi jatuh tempo pada tahun ini. Jika dijumlahkan, total nilai obligasi tersebut mencapai Rp 33,59 triliun.

Emiten-emiten itu tentunya perlu mencari alternatif pendanaan untuk melunasi utang obligasi tersebut. Tak hanya itu, mereka juga perlu mencari pendanaan untuk membiayai berbagai rencana ekspansi.

Dengan masuknya para emiten ke pasar modal, mereka bisa memilih berbagai alternatif pendanaan yang tersedia di pasar modal. Namun, diantara alternatif pendanaan tersebut, analis menilai efek bersifat ekuitas akan jadi alternatif yang paling menarik. Pendanaan itu bisa dilakukan misalnya melalui penerbitan saham baru dengah HMETD alias rights issue maupun private placement.

"Alternatif pendanaan ini bisa memberikan kesempatan bagi emiten untuk mencari partner strategis sehingga mereka bisa meningkatkan kinerja bisnisnya," ujar Vice Presiden Research Artha Sekuritas Indonesia Frederik Rasali, Selasa (6/3).

Meski begitu, bukan berarti pendanaan lewat obligasi tidak menarik pada tahun ini. Walaupun kupon obligasi tahun ini berpotensi naik lantaran kenaikan Fed Fund Rate (FFR) nampak akan sangat agresif, penerbitan surat utang masih akan jadi pilihan apalagi jika emiten menerbitkan obligasi baru sebelum obligasi lama jatuh tempo.

"Dengan begitu, mereka bisa menerbitkan obligasi tersebut dengan bunga yang lebih rendah," kata Frederik. Terlebih lagi, obligasi tak perlu membuat si emiten mengubah struktur kepemilikan saham.

Sayang, ia menilai tak semua emiten cocok untuk menerbitkan obligasi. Penerbitan surat utang ini dipandang lebih cocok untuk emiten yang dewasa dan memiliki kas yang cukup kuat untuk membiayai pembayaran kupon obligasi yang dilakukan secara rutin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×