Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Menurut RHB, GGRM perlu menaikkkan harga jauh lebih tinggi dibanding HMSP. Pasalnya, perusahaan ini memiliki portofolio produk yang jauh lebih besar yang dijual di dekat floor price, yakni 85% dari HJE yang disarankan. GGRM perlu menaikkan harga 11 dari 19 produknya, sedangkan HMSP hanya perlu menaikkan empat dari 17 produknya.
"Oleh karena kenaikan harga ini, kami melihat kenaikan yang jauh lebih besar dalam pendapatan GGRM meski pangsa pasarnya mungkin runtuh karena penyesuaian harga yang jauh lebih tinggi daripada HMSP," ungkap kedua analis RHB. Sebaliknya, HMSP berpeluang untuk memperoleh pangsa pasarnya yang hilang karena tidak diharuskan untuk menaikkan harga sebanyak GGRM.
Baca Juga: Rokok Putih Naik Paling Tinggi, Ini Tarif Baru Cukai Rokok dan Batasan Harga Jualnya
Selain itu, mereka juga melihat bahwa rokok yang semakin tidak terjangkau berpeluang untuk meningkatkan permintaan rokok ukuran paket 50 batang, serta meningkatkan bisnis dari warung-warung yang menjual rokok per batang, bukan kemasan. Hal ini juga dapat turut mendorong kedua emiten ini. Pasalnya, GGRM baru-baru ini memperkenalkan Surya paket 50 batang dan HMSP juga meluncurkan paket SKM low tar berukuran serupa dengan nama DSS Magnum Mild.
Sebagai informasi, kedua pemain ini memang tergolong cukup unggul dalam jenis SKM. Per Juni 2019, pangsa pasar SKM HMSP mencapai 23% dengan volume penjualan 33,97 miliar batang (setara 72,15% dari total volume penjualan HMSP). Sementara itu, GGRM unggul dengan SKM full flavor yang volume penjualannya mencapai 38,3 miliar batang (setara dengan 82,19% dari total volume penjualan GGRM). Meskipun begitu, kedua analis RHB ini bersikap netral terhadap kedua saham ini dengan target harga HMSP Rp 2.800 dan GGRM Rp 57.700.
Baca Juga: Imbas Kenaikan Harga, Volume Penjualan HMSP Turun 3,2%
Kemudian, Jessica menambahkan, kenaikan tarif cukai yang baru ini akan menaikkan permintaan jenis rokok yang berada pada jenis rokok menengah ke bawah. Sebut saja SKT yang tarif cukainya naik paling rendah. Sebagai informasi, per Juni 2019, HMSP menjual SKT sebanyak 8,45 miliar batang (17,95% dari total volume penjualan) dan GGRM sebanyak 4,2 miliar batang (9% dari total volume penjualan).
Jessica menyarankan investor untuk akumulasi beli HMSP dengan target harga Rp 2.750 per saham dan GGRM dengan target harga Rp 63.000 per saham. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, secara teknikal, saham emiten-emiten rokok, khususnya HMSP dan GGRM masih berpotensi terkoreksi. "Kedua saham ini cukup menarik untuk diperhatikan dan apabila ingin akumulasi HMSP tunggu sampai berada di bawah level Rp 2.000 dan GGRM di bawah level Rp 50.000," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News