Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, pelaku pasar bisa memanfaatkan peluang rencana pemerintah untuk mendorong ekspor tekstil, dengan masuk ke saham-saham emiten yang masih prospektif.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mendorong ekspor tekstil ke AS dan Australia dengan potensi mencapai 20%-25%. Upaya tersebut untuk menekan defisit neraca perdagangan, yang pada Agustus mencapai US$ 1,02 miliar.
"Komitmen pemerintah untuk memperluas pangsa pasar, juga bisa membantu menekan pelemahan nilai tukar rupiah," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (18/9).
Dengan prospek positif tersebut, Nafan mengungkapkan ada beberapa emiten tekstil yang juga prospektif dan layak dilirik. Diantaranya saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) yang bisa dibeli langsung dengan target harga Rp 428 untuk jangka menengah dan panjang.
"SRIL sudah cuku matang dalam kegiatan ekspor, mereka juga fokus ada produksi seragam militer. Kinerja keuangan juga mengalami peningkatan," kata Nafan.
Untuk saham PT Pan Brothers Tbk (PBRX), Nafan juga merekomendasikan akumulasi beli dengan target harga jangka menengah Rp 650. Dari sisi fundamental, kinerja keuangan perusahaan juga masih mencatatkan laba bersih, sehingga meskipun valuasinya 24,8 kali.
"Secara teknikal PBRX menarik, di luar valuasinya yang tinggi. Jadi saya rekomendasikan untuk akumulasi beli, enggak masalah secara historikal," ujarnya.
Sedangkan saham PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) secara weekly chart sudah bisa dilakukan cicil beli, dengan tren penguatan yang cepat. Untuk target harga jangka menengah panjang adalah Rp 284, diikuti dengan valuasi yang murah, terlihat dari PER yang masih 1,61 kali.
"Kinerja perusahaan juga positif meskipun sempat mencatatkan net loss di 2016 dan 2017, tapi 2018 net profit sudah tercapai. Secara teknikal pergerakannya juga uptrend," ungkap Nafan.
Saham tekstil lainnya seperti PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) dengan market cap 1,2 juta, direkomendasikan untuk jangka panjang dengan target harga Rp 510. Dari sisi valuasi, saham ADMG dinilai masih cukup murah, kinerja keuangan juga sudah mencatatkan net profit dan pergerakan harga saham masih cukup stabil.
Sedangkan untuk saham PT Indo Rama Synthetics Tbk (INDR), investor disarankan untuk buy on weakness. Tapi sebelumnya, harga saham INDR perlu menyentuh level support Rp 5.200 terlebih dulu.
"Saat masuk ke level tersebut, investor bisa masuk ke INDR dengan target harga Rp 5.800," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News