Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba emiten kontraktor pertambangan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) turun 72,92% sepanjang 2019. DOID hanya membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 20,48 juta, turun drastis bila dibandingkan dengan capaian laba bersih tahun sebelumnya yang mencapai US$ 75,64 juta.
Sementara itu, pendapatan DOID juga tergerus 1,20% menjadi US$ 881,81 juta. Padahal, pada tahun sebelumnya, DOID mampu meraup pendapatan hingga US$ 892,45 juta.
Baca Juga: Bumi Resources Minerals (BRMS) sukses mengolah dore bullion menjadi emas murni
Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis mengatakan, turunnya kinerja DOID pada tahun lalu tidak lepas dari turunnya volume produksi dan harga batubara sepanjang tahun lalu.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, tahun lalu bekas konstituen Indeks Kompas100 ini mencatatkan volume pengupasan lapisan penutup atau overburden removal sebesar 380,1 juta bank cubic meter (cbm) atau turun 3% secara tahunan.
DOID masih mampu mencatatkan produksi batubara hingga 50 juta ton atau naik 18% secara year-on-year. Namun, Regina masih enggan untuk membeberkan ihwal target kinerja produksi DOID untuk tahun ini.
Baca Juga: Proyeksi dividen Indo Tambangraya (ITMG) setelah laba turun 51%
Meski pendapatan turun, beban pokok pendapatan DOID justru mengalami kenaikan. Per 2019, DOID menanggung beban pokok pendapatan sebesar US$ 739,19 juta atau naik 9,21 dibandingkan beban pokok pendapatan tahun lalu yang hanya US$ 676,82 juta.
Pun begitu dengan beban keuangan yang pada 2019 tercatat sebesar US$ 58,38 juta atau naik 6,3%. Tahun ini, DOID telah menyiapkan beberapa strategi guna meningkatkan kinerja di tengah volatilitas harga batubara, salah satunya adalah efisiensi biaya.
“Kami akan selalu berfokus pada peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam rangka meningkatkan profitabilitas,” ujar Regina kepada Kontan.co.id, Selasa (25/2).
Baca Juga: Simak rekomendasi untuk saham emiten pertambangan
Tahun ini, Regina berharap stabilitas harga batubara akan terjaga. Hal ini berkaitan dengan adanya peraturan pemerintah yang lebih ketat terkait dengan supply batubara.
Saat berita ini diturunkan, saham DOID turun 3% di level Rp 194 per saham. Secara year-to-date, emiten kontraktor pertambangan ini anjlok 30,71%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News