Sumber: Bloomberg |
NEW YORK. Pelemahan ekspansi China dan perlambatan kinerja emiten di Amerika Serikat memukul harga komoditas sepekan terakhir. Harga tembaga terjun ke fase bearish dan harga emas ke penurunan mingguan terbesar dalam satu setengah tahun terakhir. Sementara perak meraih predikat komoditas berkinerja terburuk tahun ini.
Harga kontrak emas anjlok 7% ke US$ 1.395,60 per ons dalam seminggu ini. Sedangkan harga tembaga terpukul 5,6% di London, penurunan terdalam sejak Desember 2011.
Indeks GSCI Standard & Poor’s untuk 24 komoditas jatuh 2,5%. Ini merupakan penurunan minggu ketiganya.
"Kita mengalami psikologi sangat negatif di komunitas investasi dunia,” kata Michael Holland, Chairman Holland & Co.
Survey Bloomberg terhadap 11.000 analis memperkirakan bahwa laba bersih emiten-emiten dalam S&P 500 akan turun 1,1% di kuartal I 2013. Pekan lalu, Bank of America Corp. dan IBM melaporkan laba yang meleset dari perkiraan analis.
Di Asia, PDB China hanya naik 7,7% di kuartal I 2013 dari setahun sebelumnya. Padahal, para ekonom memperkirakan PDB China bisa sampai 8%.
"Proyeksi pertumbuhan lemah dan musim kinerja keuangan belum positif. Banyak pelaku pasar yang jempolnya lebih dekat ke tombol jual ketimbang tombol beli," kata Kai Fachinger, Portfolio Manager RobecoSAM AG di Zurich.
Komoditas lesu
Indeks S&P GSCI tersungkur ke titik terendah sejak Juli pekan ini. Penurunannya dipimpin oleh jebloknya harga perak, emas, timbal, dan tembaga. Komoditas terpangkas karena pasar membaca sinyal surplus komoditas dan cemas ekonomi China akan melambat.
Perak anjlok 24% tahun ini sehingga menjadi komoditas berkinerja terburuk.
Emas, dalam dua hari pada 12 April dan 15 April, terpangkas 13%. Ini merupakan koreksi harga dua harian yang paling dalam sejak tahun 1980.
Kedua logam berharga itu memasuki pasar bearish bulan ini, bergabung dengan gula, kedelai, dan kopo.
Barclays Plc menyatakan bahwa komoditas di ambang rotasi besar-besaran harga dan kepemimpinan pasar. Emas dan perak akan berada di antara yang terlemah sepanjang beberapa tahun ke depan.
"Kelebihan pasokan adalah isu terbesar jadi ini adalah koreksi yang dibutuhkan seperti yang kita lihat pada emas," ujar Michael Strauss, Chief Investment Strategist Commonfund Group di Wilton, Connecticut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News