Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diprediksi bergerak sideways di awal pekan ini, seiring minimnya data ekonomi. Rabu (7/2), kurs rupiah di pasar spot menguat 0,60% ke Rp 15.635 per dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) menguat 0,31% ke Rp 15.685 per dolar AS.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana memperkirakan, rupiah akan cenderung sideways dengan kecenderungan sedikit menguat seiring dengan penurunan indeks dolar. Sebab, belum akan ada data ekonomi yang signifikan dapat menggerakkan rupiah.
Fikri memproyeksikan pergerakan rupiah di kisaran Rp 15.540 per dolar AS-Rp 15.740 per dolar AS.
"Investor masih menunggu data inflasi AS dan sejumlah data dari dalam negeri pada Selasa," kata Fikri kepada Kontan.co.id, Minggu (11/2).
Penguatan nilai tukar rupiah didorong revisi turun inflasi AS. Sehingga ada ekspektasi penurunan Fed Rate lebih cepat.
Baca Juga: Pemerintah Menggelar Lelang Surat Utang Negara (SUN) Besok, Senin (12/2)
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong berpendapat, rupiah justru diperkirakan masih akan tertekan oleh faktor internal pilpres 2024. Walau demikian, koreksi pada dolar AS setelah revisi ke bawah pada inflasi AS bisa mendukung rupiah.
"Sentimen luar data ekonomi domestik yaitu data perdagangan dan penjualan ritel dan dari eksternal investor menantikan data inflasi AS," sebutnya.
Lukman memperkirakan rupiah bergerak di Rp 15.550 per dolar AS-Rp 15.700 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News