Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Sepanjang tahun 2013, Indeks Pefindo25 tidak memberi performa yang baik. Jajaran saham berkapitalisasi medium dan kecil ini longsor ke level 358,5 pada penutupan perdagangan tahun lalu. Indeks Pefindo25 turun 23,7% year-on-year dan mencatat performa terburuk dibandingkan indeks lainnya.
Akhmad Kurniawan Sudjatmiko, Assistant Manager Equity and Index Valuation Pefindo menjelaskan, tahun 2013 merupakan tahun kejatuhan terdalam buat indeks Pefindo25. Dia mengklaim, selama ini pergerakan indeks Pefindo25 selalu mengekor kenaikan IHSG, bahkan bisa tumbuh melebihi IHSG.
Rata-rata return indeks Pefindo25 dari tahun 2010 hingga tahun 2012 mencapai 40%. Namun, longsornya Indeks Pefindo25 di tahun 2013 membuat rerata pertumbuhan saham ini minus 1%.
"Ini karena beberapa sektor yang ada di Pefindo25 banyak yang turun, khususnya sektor komoditas," ujarnya di Jakarta, Senin (27/1).
Akhmad menerangkan, tahun ini, Indeks Pefindo25 ditargetkan bisa kembali ke level 400 atau mengalami pertumbuhan 11,5% dibandingkan tahun 2013. Hal ini didorong dari sentimen Pemilihan Umum dan membaiknya kinerja IHSG.
"Secara historis di tahun pemilu IHSG akan membaik. Dan Pefindo25 biasanya akan tumbuh satu setengah kali dari pertumbuhan IHSG," tandasnya.
Sebagai catatan, saham-saham yang masuk dalam indeks Pefindo25 harus memenuhi beberapa kriteria. Diantaranya, nilai aset tidak melebihi Rp 5 triliun, tingkat pengembalian modal (ROE) sekurang-kurangnya sama dengan rerata ROE seluruh emiten, memperoleh opini akuntan berupa Wajar Tanpa Pengecualian, telah tercatat di bursa minimal 6 bulan dan memiliki likuiditas tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News