Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) tengah diselimuti sejumlah katalis positif di tahun ini. Salah satunya adalah produksi ponsel di seluruh dunia diprediksi akan meningkat. Hal ini didukung oleh optimisme pemulihan pasokan chip.
Analyst MNC Sekuritas, Raka Junico mengatakan, pemulihan chip tersebut tercermin dari volume penjualan handset ERAA yang kembali bangkit pasca pandemi dengan pertumbuhan hampir dua digit di sembilan bulan pertama 2023.
Raka menyampaikan bahwa permasalahan kekurangan chip telah mereda dan akan mulai pulih pada FY24E.
Menurut dia, hal ini menandakan prospek positif bagi industri handset untuk meningkatkan pertumbuhan volume, khususnya di segmen menengah ke bawah.
Baca Juga: Ini Rekomendasi INKP, JPFA & ERAA dari Investindo Nusantara Sekuritas Hari Ini (5/2)
"Kami mengamati bahwa setelah mengalami hasil negatif selama 14 bulan berturut-turut, penjualan chip dunia mencatat pertumbuhan +5,7% secara year on year (YoY) di November 2023 mencapai US$ 48 miliar," ungkap Raka dalam riset 2 Februari, 2024.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa proyeksi pendapatan segmen semikonduktor di FY24F diperkirakan tumbuh positif atau naik 20,7% secara tahunan, didorong oleh pemulihan permintaan dan AI.
Dengan optimisme pemulihan chip tersbeut, produksi unit handset global diproyeksikan meningkat 3,8% secara tahunan.
Selain itu, Raka mengatakan, setelah mengalami tren moderasi sejak pandemi, volume penjualan handset ERAA juga kembali naik menjadi 7,4 juta unit pada 9M23, meningkat 4,8% secara tahunan.
Baca Juga: Erajaya Digital Resmikan 12 Gerai Baru Secara Serentak
Angka tersebut utamanya didukung oleh peningkatan hampir dua digit dalam penjualan handset pada kuartal kedua di 2023. Di mana bertepatan dengan musim perayaan lebaran Idul Fitri. "Kami menilai bahwa rebound ini juga didukung oleh volume handset dengan harga terjangkau sebesar Rp 3 juta," kata Raka.
Dia menilai, hal tersebut tercermin dari peningkatan unit pengiriman domestik di Transsion Holding (Infinix, Techno) yang mencapai 2,6 juta unit pada bulan September 2023 lalu. Namun demikian, dia melihat bahwa volume penjualan ERAA tetap berada di jalur pemulihan.
Dengan demikian, Raka mengatakan bahwa prospek ERAA masih positif pada tahun ini. Hal itu berkaca dari adanya pemulihan pada industri chip global di FY24, sehingga akan turut mendorong volume penjualan handset pada kelas yang affordable, di samping vertical business ERAA lain yang cukup solid.
Baca Juga: Emiten Ritel Menjaring Cuan dari Pemilu, Ini Rekomendasi Saham Pilihan Analis
“Berdasarkan channel check kami, antusias dari user handset kembali meningkat di bulan Februari 2024 ini, dikarenakan sejumlah brand ternama akan launching produk mereka," ujar Raka kepada Kontan.co.id, Senin (5/2).
Memanfaatkan Volume
Lebih lanjut, Raka mengungkapkan bahwa ERAA akan fokus untuk meningkatkan portofolio merek di tingkat harga yang terjangkau untuk handset dan aksesoris. ERAA juga mempertimbangkan merek-merek potensial yang dapat meningkatkan produktivitas per toko.
"Di antara merek-merek yang ada, kami melihat beberapa handset yang harganya terjangkau yaitu di atas Rp 3 juta atau dengan value-to-performance yang menarik, seperti Tecno Spark 10C, Infinix HOT 30 Play, dan Tecno Camon 20 Pro," ujarnya.
Pada bulan Februari, dia menilai bahwa pasar diperkirakan akan disibukkan dengan peluncuran handset kelas menengah baru, seperti seri Redmi Note 13, POCO X6 5G, dan seri Realme 12. Di tingkat unggulan, seri Samsung S24 menarik permintaan konsumen dengan fitur "Galaxy AI", menjadikannya terobosan dalam industri.
Baca Juga: Erablue Segera Sambut Gerai ke-50 di Indonesia
Dengan begitu, Raka memproyeksikan pertumbuhan volume handset sebesar 9,2% YoY pada FY24E, terutama didorong oleh pasokan yang lebih tinggi dengan ekspansi toko (datar seperti FY23) untuk meningkatkan cakupan area, serta peningkatan produktivitas per toko.
"Hal ini menyebabkan pendapatan pada FY24 mencapai Rp 67,2 triliun, atau 4,8% lebih tinggi dari estimasi kami sebelumnya sebesar Rp 64,2 triliun," kata Raka.
Raka pun merekomendasikan saham ERAA buy, dengan target harga Rp 505 per saham. Pasalnya, dia menilai potensi peningkatan volume akan menjadi pendorong pertumbuhan perusahaan ke depannya, seiring dengan berkurangnya kekurangan chip.
Selaras dengan hal ini, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menilai, prospek saham ERAA sebenarnya masih menarik ke depannya, mengingat kembali pulihnya pasokan chip, sehingga bia berpotensi meningkatkan penjualan ERAA.
Baca Juga: Erajaya (ERAA) Konsisten Menerapkan ESG Saat Gencar Ekspansi
"Namun, saat ini ERAA tidak hanya berfokus pada penjualan Handphone saja, ERAA sedang melakukan diversifikasi bisnisnya sehingga kenaikan beban seperti beban gaji karyawan serta beban keuangan masih menjadi penekan pada laba ERAA," ujar Azis kepada Kontan.co.id, Senin (5/2).
Untuk itu, Azis merekomendasikan hold untuk saham ERAA dengan target harga Rp 454 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News