Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
Lebih lanjut, Raka mengungkapkan bahwa ERAA akan fokus untuk meningkatkan portofolio merek di tingkat harga yang terjangkau untuk handset dan aksesoris. ERAA juga mempertimbangkan merek-merek potensial yang dapat meningkatkan produktivitas per toko.
"Di antara merek-merek yang ada, kami melihat beberapa handset yang harganya terjangkau yaitu di atas Rp 3 juta atau dengan value-to-performance yang menarik, seperti Tecno Spark 10C, Infinix HOT 30 Play, dan Tecno Camon 20 Pro," ujarnya.
Pada bulan Februari, dia menilai bahwa pasar diperkirakan akan disibukkan dengan peluncuran handset kelas menengah baru, seperti seri Redmi Note 13, POCO X6 5G, dan seri Realme 12. Di tingkat unggulan, seri Samsung S24 menarik permintaan konsumen dengan fitur "Galaxy AI", menjadikannya terobosan dalam industri.
Baca Juga: Erablue Segera Sambut Gerai ke-50 di Indonesia
Dengan begitu, Raka memproyeksikan pertumbuhan volume handset sebesar 9,2% YoY pada FY24E, terutama didorong oleh pasokan yang lebih tinggi dengan ekspansi toko (datar seperti FY23) untuk meningkatkan cakupan area, serta peningkatan produktivitas per toko.
"Hal ini menyebabkan pendapatan pada FY24 mencapai Rp 67,2 triliun, atau 4,8% lebih tinggi dari estimasi kami sebelumnya sebesar Rp 64,2 triliun," kata Raka.
Raka pun merekomendasikan saham ERAA buy, dengan target harga Rp 505 per saham. Pasalnya, dia menilai potensi peningkatan volume akan menjadi pendorong pertumbuhan perusahaan ke depannya, seiring dengan berkurangnya kekurangan chip.
Selaras dengan hal ini, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menilai, prospek saham ERAA sebenarnya masih menarik ke depannya, mengingat kembali pulihnya pasokan chip, sehingga bia berpotensi meningkatkan penjualan ERAA.
Baca Juga: Erajaya (ERAA) Konsisten Menerapkan ESG Saat Gencar Ekspansi
"Namun, saat ini ERAA tidak hanya berfokus pada penjualan Handphone saja, ERAA sedang melakukan diversifikasi bisnisnya sehingga kenaikan beban seperti beban gaji karyawan serta beban keuangan masih menjadi penekan pada laba ERAA," ujar Azis kepada Kontan.co.id, Senin (5/2).
Untuk itu, Azis merekomendasikan hold untuk saham ERAA dengan target harga Rp 454 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News